Para peserta Media gathering ikuti perlombaan gulung rokok Kretek saat berada di pabrik SKT. |
Labuhanbatu - Metrokampung.com
Hari keempat, tepatnya pada hari Rabu (11/7), adalah perjalanan terakhir bersama Djarum Fondation dalam Cultural Visit Media Gathering 2018. Para peserta, yang terdiri dari ratusan jurnalis itu diajak berkunjung ke daerah Kudus yang dijuluki sebagai Kota Kretek, yang masih berada di Provinsi Jawa Tengah.
Disana, berdiri salahsatu Perusahaan pengolahan tembakau terbesar di Asia, yakni PT Djarum. Penulis yang berkesempatan ikut dalam kegiatan itu, begitu penasaran untuk mengetahui lebih jauh bagaimana kemegahan Perusahaan tersebut.
Rombongan Media Gathering 2018 berfoto di depan GOR PB Djarum. |
Saat memasuki kota tersebut, kami melihat gapura yang menyerupai daun tembakau. Sungguh, ini pemandangan yang luar biasa yang kami dapatkan. Meski hanya melihatnya dari dalam bis yang kami tumpangi.
Ribuan Ibu-Ibu berada di dalam pabrik SKT saat melakukan senam tangan. |
"Awalnya, ada seorang warga Kudus menggulung tembakau yang akan di jadikan rokok yang dibalut dengan daun jagung. Nah, saat dinyalakannya rokok tersebut, terdengarlah bunyi kretek-kretek dari gulungan rokok itu. Dari situlah muncul yang namanya rokok kretek," ujar pemandu kami di dalam bis, saat memceritakan beberapa sejarah yang ada di kota tersebut.
Rombongan Culvis Media Gathering 2018 disambut tarian kretek. |
"Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek) terbesar di Jawa Tengah dan juga dikenal sebagai kota santri. Kota ini adalah pusat perkembangan agama Islam pada abad pertengahan. Hal ini dapat dilihat dari adanya tiga makam wali/sunan, yaitu Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Kedu," jelasnya.
Sesaat kemudian, rombongan sampai di salahsatu pabrik rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT) milik PT Djarum di Kota Kudus tersebut. Setelah mendapatkan arahan dari pihak manajemen pabrik, para peserta di ajak masuk kedalam untuk melihat langsung cara pembuatan rokok kretek dengan tangan itu.
Acara penutupan Culvis Media Gathering 2018 di Restoran Istana. |
"Khusus di SKT Karang Bener, pabrik mempekerjakan 4.500 karyawan wanita di bagian penggulungan (ngelinting) dan pengepakan atau packing. Mereka mulai bekerja pukul 06.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB khusus untuk penggulungan. Sementara bagian pengepakan bekerja hingga pukul 15.00 WIB," jelasnya.
Kekaguman para peserta yang berada di dalam pabrik SKT mulai terlihat, setelah melihat ribuan wanita dengan terampil berjejer rapi di meja kerja masing-masing, menggulung tembakau dengan tangan mereka hanya dengan alat bantu sederhana.
"Ternyata, ada ribuan perempua-perempuan tangguh di Kota Kretek ini. Saya sangat kagum dengan keuletan para ibu-ibu yang bekerja disini," ungkap Samman Siahaan salahsatu yang juga peserta Media Gathering 2018 yang berasal dari Tapanuli bagian Selatan, Sumatera Utara.
Selain itu, para karyawati pabrik disana diwajibkan untuk mengikuti senam tangan yang sangat unik pada saat jam kerja dengan waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut dilakukan, agar tangan karyawati-karyawati menjadi rilex.
Pada kesempatan itu juga, sejumlah para peserta rombongan berkesempatan mengikuti perlombaan. Yaitu siapa penggulung rokok kretek tercepat dengan waktu yang ditentukan, akan diberikan hadiah oleh pihak panitia lomba.
Setelah puas melihat langsung cara pembuatan rokok dengan cara manual tersebut, rombongan peserta yang terdiri dari ratusan jurnalis yang ada di wilayah Indonesia bagian barat itu, diajak mengunjungi pabrik produksi Sigaret Kretek Mesin (SKM) di lokasi Oasis Kretek Factory yang berjarak tempuh sekitar 10 menit dari SKT Karang Bener.
Saat tiba di Oasis Factory seluas 82 hektare itu, rombongan langsung berkumpul di salahsatu sudut didalam kawasan pabrik tersebut. Pemandangan di kawasan pabrik SKM tersebut, terlihat unsur alamnya cukup kental. Selain itu pihak Djarum juga melakukan pembibitan tanaman, pengolahan limbah, taman yang asri, serta dihiasi dengan beberapa unsur budaya.
Setelah masuk ke dalam pabrik SKM tersebut, para peserta dapat langsung melihat produksi rokok dengan tenaga mesin. Namun, ada ketentuan larangan untuk mengambil gambar di dalam proses pembuatan SKM oleh pihak manajemen pabrik. Mesin tersebut, mampu memproduksi antara 6-7 juta batang rokok per hari. Berarti, dalam 1 menit, mesin mampu memproduksi 15.000 batang rokok.
Dalam pengerjaannya, semua proses pembuatan rokok dan packingnya dikerjakan oleh mesin dan robot. Sementara, karyawan disana hanya memonitoring dan menyetel kecepatan mesin dari layar sentuh yang ada di bagian sisi mesin.
Kecanggihan mesin SKM itu semakin jelas terlihat oleh kami. Karena mesin tak hanya mampu memproduksi rokok filter. Mesin, juga mampu medeteksi rokok yang tidak sempurna, yang langsung terpisah dari jalur rokok yang akan di packing dalam mesin tersebut.
Usai mengitari area pabrik SKM, sekira pukul 10.30 wib, selanjutnya rombongan disambut dengan Tari Kretek di teras office sebelum mengikuti presentasi Company Profile Djarum Fondation. Tarian tersebut, menggambarkan setiap proses produksi rokok kretek tangan yang merupakan produk andalan Djarum, yang diperankan oleh sejumlah perempuan pembatil.
Pada acara Presentasi Company Profil yang di gelar di salahsatu ruangan pertemuan di kawasan pabrik SKM tersebut, perwakilan dari PT Djarum Bapak Purnomo mengucapkan selamat datang dan sedikit menceritakan Profil pabrik rokok raksasa itu di depan rombongan Media Gathering 2018.
"Saya mengucapkan selamat datang, dan terima kasih telah berpartisipasi mengikuti acara media gatering ini. Selain produksi, PT Djarum juga berkiprah di dalam sejumlah kegiatan Sosial, Lingkungan, Olahraga, Pendidikan, dan Budaya melalui Corporate Social Responsibility (CSR)," katanya.
Sementara itu, Bapak Permadi selaku Program Director Djarum Foundation mengatakan bahwa, pihaknya telah berkiprah dalam membantu meningkatkan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan, dan PT Djarum telah membantu 29 SMK di Daerah Kudus.
Menurutnya, PT Djarum tidak hanya memberikan bantuan berupa fisik bangunan, tetapi, pihaknya juga ikut serta dalam mengkonsep kurikulum dengan apa yang Industri butuhkan.
"Hal itu bertujuan, agar setiap pelajar SMK yang lulus nantinya, sudah langsung bisa mendapatkan pekerjaan," ujarnya.
Setelah bapak Permadi menjelaskan tentang keunggulan-keunggulan SMK yang di bina oleh Djarum Fondation melalui program Bakti pendidikan, rombongan Media Gathering 2018 tersebut, disuguhkan makan siang yang sangat spesial. Setiap hidangan merupakan makanan khas Kota Kudus tersebut.
Sambil menikmati hidangan, para peserta juga dihibur dengan sekelompok pemain musik band. Beberapa peserta, juga turut menyumbangkan suara-suara emas mereka dengan gembira, membawakan beberapa judul lagu yang lagi hits saat ini.
Kunjungan kami selanjutnya, adalah SMK Raden Umar Said yang berada jalan Sukun Raya, Besito, Gebong, Kabupaten Kudus. Setelah sampai di sekolah tersebut, sekira pukul 14.00 wib, para peserta terlihat sedikit takjub melihat bangunan gedung sekolah yang unik.
Saat berada di dalam gedung sekolah tersebut, decak kagum para peserta pun keluar dari raut wajah maupun perkataan mereka. Setiap ruangan kelas disana memiliki variasi sendiri. Yang disesuaikan dengan imajinasi demi kenyamanan belajar.
Saat kami memasuki salahsatu ruangan kelas yang mirip dengan gedung studio rekaman, seakan membuka cakrawala berpikir, bagaimana selayaknya pelajar tersebut sudah menjadi para seniman musik.
Selain itu, di gedung tersebut segala fasilitas sekelas Internasional tersedia disana. Mulai dari perangkat-perangkat canggih untuk kebutuhan pembelajaran ilmu grafika, desain komunikasi visual, animasi, rekayasa perangkat lunak, hingga fotografi.
Primadi menyebutkan, SMK Animasi Raden Umar Said memiliki kurikulum khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana praktek bekerja di lapangan.
Karena itu, kata dia, semua fasilitas disini setaraf Internasional dengan yang ada di dunia kerja profesional. Standar kompetensi itu terbukti dengan banyaknya jebolan SMK Animasi yang handal telah bekerja di perusahaan-perusahaan ternama di dunia.
"Djarum Foundation sendiri mengucurkan dana bakti pendidikan sebesar Rp. 35 miliar untuk program SMK Animasi tersebut. Siswa yang belajar disini, berasal dari daerah setempat dan memang diutamakan dari golongan keluarga ekonomi tidak mampu. Sekarang SMK Animasi sendiri telah mampu menghasilkan income dari berbagai project pesanan yang digarap," ungkapnya.
Dengan keterbatasan waktu, selanjutnya rombongan menuju Gedung Olahraga (GOR) Jati PB Djarum, sekira pukul 16.00 wib. PB Djarum telah banyak berkontribusi dalam prestasi bulutangkis Indonesia di pentas dunia sejak era 1970 hingga saat ini.
Seperti, Alan Budi Kusuma, Harianto Arby, Antonius Budi Arianto, Budi Santoso, Eddy Hartono, Liem Swie King, Rudi Gunawan, Zelin Resiana, Yuliani Sentosa, dan lainnya. Mereka adalah para juara bulutangkis dunia jebolan PB Djarum.
GOR Jati sendiri diresmikan pada tahun 2006. Terletak di atas lahan seluas 43.200 m². Memiliki 16 lapangan bulutangkis, serta asrama bagi para atlet binaan.
Di GOR dengan fasilitas latihan terbaik di Asia inilah para atlet dilatih sejak dini. Atletnya hasil seleksi jalur pencarian bakat dan kejuaraan dari seluruh wilayah Indonesia. Saat ini sedikitnya ada 194 pemain binaan PB Djarum.
PT Djarum Tbk telah mewujudkan banyak impian anak bangsa. Melestarikan budaya maupun lingkungan, serta turut membantu kesejahteraan rakyat Indonesia. Semua itu adalah bukti kesungguhan dedikasi dalam berbakti untuk Negeri.
GOR ini merupakan tempat terakhir yang kami kunjungi. Usai melihat langsung tempat lahirnya para atlet Bulutangkis dunia itu, rombongan pun kembali. Sekira pukul 18.00 wib, para peserta sampai di Hotel Ciputra, Semarang untuk beristirahat sejenak.
Dari perjalanan seharian yang cukup menguras tenaga itu, dapat terpulihkan dengan acara penutupan Cultural Visit Media Gathering 2018 di Restoran Istana, Semarang, malam itu.
Seluruh rombongan, dapat bersantai sambil menikmati makan malam dan secangkir kopi disana. Acara penutupan tersebut, dihiasi dengan musik dan komedi kocak.
Malam itu menjadi pertemuan terakhir dari para peserta yang tinggal di berbagai daerah di wilayah Indonesia bagian barat. Seorang jurnalis senior, Joko Inarto, dalam kesempatan itu berbagi sedikit cerita sukses tentang pengalamannya di Media digital dan tentang buku yang ia tulis.
Keseokan harinya, pada tanggal 12 Juli para peserta Culvis Media Gathering 2018 kembali ke daerahnya masing-masing, sesuai jadwal keberangkatan pesawat udara, khususnya bagi peserta yang tinggal di daerah luar pulau Jawa.
Pengalaman yang luar biasa dan tak terlupakan itu, menjadi kenangan indah bagi para peserta. Ini merupakan wujud apresiasi PT Djarum terhadap kerjasama dan hubungan baik yang sudah terjalin selama ini bersama rekan-rekan jurnalis yang ada di Indonesia. (sw/red)