KPU Sumut

KPU Sumut

KPU Medan

KPU Medan

KPU Dairi

KPU Dairi

Sejuta Kisah Abah Rahman Menyembuhkan dari Gangguan sihir, Kerasukan, Santet, dan Guna-Guna

Editor: metrokampung.com

Medan, metrokampung.com
Kerasukan, sihir, santet, guna-guna, dan lain sebagainya, bagi sebagian dari kita adalah sesuatu yang tidak ada, tidak mungkin terjadi. Tidak bisa dipungkiri, dunia memang alamnya dualitas, jadi wajar ada yang berpendapat demikian. Memang ada yang memberitakan tentang sihir dan kerasukan, ada juga yang tidak, sehingga wajar ada yang tidak paham.

Abah Rahman, sebagai Paranormal, ahlinya Supranatural. Sepanjang karir, Abah tentu saja melayani konsultasi dan menyembuhkan orang dengan berbagai keluhan apa saja.

Seperti contoh kisah, seorang perempuan bekerja yang telah menikah, dan memiliki dua orang anak. Diceritakan oleh Abah Rahman dari sudut pandang si perempuan.

*
Aku Flora, telah menikah dan mempunyai sepasang jagoan sekaligus putri kecil. Aku adalah perempuan bekerja. Kisah aku berawal dua tahun lalu, dan selama hidup aku sulit memercayai perkara-perkara mistik. Bagi aku kalau orang yang terkena santet, di ruqyah, atau kerasukan itu hanya karena perasaan yang sedang lemah ataupun karena menghadapi tekanan pekerjaan.

Suatu hari aku mendapat perintah dari kantor untuk mutasi dan surat resmi atas jabatan lain telah kuterima, maka dengan berat hati terpaksa berpindah. Karena di tempat kerja sebelumnya aku telah merasa
nyaman, baik dengan orang sekantor maupun irama kerja yang sudah harmonis. Ketika hendak berpindah ke tempat baru, aku telah mendengar desas desus kabar angin masyarakat di situ bahwa mereka percaya sihir
juga perkara mistik. Ada juga beberapa orang kawan yang memberikan saran dan masukan agar hati-hati dimanapun berada dan senantiasa jaga diri ditempat orang. Ya, aku tawakal dan berserah diri pada Allah akan
apapun yang terjadi. Yang terpenting adalah tetap berpositif dan menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.

Pada hari pertama masuk kerja, kehadiran aku diterima secara baik. Hanya saja ada seorang staf wanita di situ yang kelihatan agak sinis, tapi aku abaikan saja perasaan seperti itu. Ya bisa jadi karena mungkin belum terbiasa. Apa yang mesti dicemaskan, kalaulah kejanggalan itu aku dapati dari penampilan staf yang luwes, cantik dan rapi. Walaupun tidak aku pungkiri, aku merasa ada aura yang kurang saja dan menyeramkan. Mungkin karena lingkungan tempat bekerja yang baru, jadi aku harus adaptasi terlebih dulu.

Bulan pertama bekerja, dilewati dengan tenang dan damai, tidak ada apapun kejadian aneh atau fatal. Namun begitu masuk bulan kedua, disitulah  bermula episode duka dan kesedihan dalam hidupku. Kerja-kerja aku disabotase, surat-surat penting banyak hilang walaupun aku ingat pasti telah menyimpan dengan sangat baik. Atasan sering menyalahkan aku walau sudah mengerjakan pekerjaan sebaik dan serapi mungkin. Penilaian akan prestasi kerja menurun hingga imbasnya tidak mendapat bonus. Aku betul-betul kecewa. Tapi yang aku rasakan, sebagai staf senior pindahan tetap tunduk dengan perintah dan arahan dari staf wanita senior yang lebih dulu di kantor baru ku. Dia  yang bernama Oktavia, aku memanggilnya kak Okta. Raut wajah kak Okta sedikit bengis, walaupun kelihatan cantik tapi ada aura mengerikan seperti Suzanna dalam film. Aslinya berusia 49 tahun, tetapi malah kelihatan
seperti usia 29 tahun.

Beberapa bulan kemudian dokter menyatakan aku hamil anak ketiga. Tentu saja aku dan Suami bahagia luar biasa, karena jarak waktu dengan anak kedua begitu lama, setelah delapan tahun menanti. Namun proses hamil
kali ini agak sulit aku rasakan karena sering pendarahan. Langsung tidak boleh makan minum, muntah terus tanpa henti, keluar masuk rumah sakit dan harus izin dari kantor karena cuti sakit selama dua bulan.
Tidak pernah sedikit pun aku berprasangka apa-apa, hanya menganggap mungkin akibat lelah bekerja. Akhirnya ketika kandungan masuk bulan kelima aku keguguran. Ya Allah rasanya kesedihan yang aku rasakan
teramat sakit, hingga tidak mampu aku gambarkan.

Setelah habis waktu beristirahat dan dinyatakan bersih oleh rumah sakit, aku kembali bekerja seperti biasa. Aku sebenarnya masuk dalam kategori seorang wanita yang biasa-biasa saja, tetapi memiliki kulit putih bersih yang cerah serta sikap aku yang ramah ceria. Kesannya ramai dan menyenangkan kurasa, begitupun dengan sikap orang lain, tetapi tidak dengan kak Okta. Dia sering  mencari-cari kesalahan yang tidak kubuat. Rekan kerja yang juga merasakan, bahwa kak Okta senang mencari gara-gara kepadaku. Hanya saja tetap kubiarkan, lebih ke arah tidak kuambil peduli agar tidak ribut, karena bagaimana pun dia tetap yang lebih senior di tempat kerja.

Suatu hari aku mendapati semacam jerawat yang gatal dan tidak enak di pandang mata. Serupa kudis kecil pada bawah mata kanan. Sudah sering aku obati tapi tidak juga sembuh malah makin menjadi. Mata bengkak,
bibir bengkak, bintik jerawat makin besar dan melebar hingga penuh satu muka. Tentu saja aku menjadi panik dan mendatangi semua klinik termasuk dokter dan pakar kulit. Sampel darah diambil, di tes, dan saat hasilnya dibacakan, justru tidak ada apa-apa. Status darahku normal dan tidak ada penyakit serius, tetapi tidak ada satupun obat yang berhasil meredakan sakit kulit, malah aku makin merasa terpuruk.

Ditambah gatal yang sangat mengganggu, rasanya betul-betul tidak nyaman. Keadaan aku yang seperti ini sangat mengkhawatirkan Suami, dia sedih melihatku sekaligus bingung aku sakit apa. Aku sendiri pun semakin murung dan merana akan keadaan yang belum ditemukan jawabannya.

Akhirnya Suami membawa berobat ke pengobatan tradisional, setelah sebelumnya oleh kenalan kawannya disarankan untuk berusaha ke 'orang pintar'. Disitu aku diruqyah, itulah pertama kali aku tahu apa itu ruqyah. Aku muntah hebat ketika ruqyah dibacakan dan pingsan tidak sadarkan diri. Keadaan diri aku semakin parah, yang tadinya berpenampilan menarik, dan dibilang orang-orang wajahku cantik, juga selalu lincah dan semangat. Yang ada hanya seperti nenek-nenek berumur 60 tahun dan berpenyakitan. Belum ada satu pun yang berhasil memulihkan sakitku. Sering pula aku menangis dan meracau, badan terasa panas seperti dipanggang diatas api. Dengan keadaan yang semakin parah, aku tidak dapat berkonsentrasi perhatian terhadap pekerjaan.

Aku mengambil keputusan untuk cuti tanpa gaji karena keadaaan yang tidak mengizinkan untuk meneruskan bekerja.

Hampir setahun lebih berlalu, keadaan ku tidak berubah, aku malah merasa rendah diri. Namun di kala sakit aku malah menerima berkah jika aku bisa mengatakan begitu. Aku telah mendapat surat mutasi lagi sekaligus mendapat kenaikkan pangkat. Kuasa Allah dalam penderitaan diberikan pencerahan. Aku pindah tugas ke tempat baru dalam keadaan masih sakit. Alhamdulillah rekan-rekan kerja di tempat baru bersimpati dan berempati akan keadaan dan nasib aku. Mereka senantiasa memberikan semangat. Aku mulai merasa tenang berada di tempat baru karena aku pikir, jika pindah ke tempat baru makan akan sembuh dari sakitku, tetapi rupanya aku salah.

Setelah enam bulan di tempat baru, seorang rekan kerja memperkenalkan aku dengan Abah Rahman. Seorang Paranormal yang ahlinya ilmu Supranatural. Abah Rahman dikenal karena kemampuannya terhadap segala yang entitas dan berbau gaib, hal-hal yang klenik, mampu menyembuhkan orang yang diserang santet, sihir, kerasukan dan guna-guna. Rekan kerjaku tidak sampai hati melihat keadaanku, dan dia berharap serta tak putus berdoa, agar kali ini aku berjodoh dengan pengobatan alternatif, setelah sekian banyak upaya yang kutempuh untuk sembuh.

Maka dimulailah sesi perawatan aku selama sebulan. Selama berobat, pertama kali Abah menanyakan apa saja keluhanku lengkap dengan yang sudah terjadi dan apa yang kurasakan selama sakit. Akhirnya setelah beberapa minggu, telah tampak perkembangan positif pada kulit aku. Aku dinyatakan oleh Abah Rahman bahwa telah terkena sihir dan tak lain tak bukan oleh sebab perbuatan Kak Okta. Satu demi satu rahasia terbongkar, misteri kesakitanku pun terkuak. Aku kerap memohon pertolongan Allah dan tidak putus berdoa, sehingga persoalan terjawab.

Oleh Abah Rahman, makhluk yang mengganggu dan menumpang di dalam raga telah menjelma dengan meminjam badan aku dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Aku rasanya sulit untuk percaya dengan apa yang
telah terjadi terhadap diriku, tapi itulah kenyataannya. Karena memang hal yang gaib seperti kerasukan yang aku alami, adalah hal yang sulit untuk dinalarkan.

Sepanjang waktu fase kerasukan tersebut, memang sangat menyeramkan dengan keadaan hujan deras. Tetapi satu demi satu, perlahan demi
perlahan, sedikit sampai akhirnya banyak, makhluk tersebut bercerita.
Makhluk itu adalah sejenis jin Kunti yang telah dijadikan hamba kepada
kak Okta. Rupanya kak Okta mengamalkan perbuatan syirik dan telah
banyak yang menjadi korbannya. Kunti memohon kepada Abah Rahman untuk
diselamatkan karena sudah sepuluh tahun melakukan perbuatan jahat atas
suruhan kak Okta. Selama hampir dua jam bercerita tanpa henti dan
banyak persoalan yang hampir seperti baku hantam, akhirnya Kunti
berhasil dikeluarkan dari tubuhku dengan syarat dari Abah Rahman agar
menjauhiku, tidak akan mengganggu aku lagi.

Syukur alhamdulillah, gangguan itu telah tiada berkat penyembuhan yang
dilakukan secara intens oleh Abah Rahman. Kata Abah semua karena Allah
SWT dan Abah sebagai penyembuh adalah media perpanjangan tangan Tuhan.
Aku juga dengar kabar bahwa kak Okta sudah mulai tidak waras,
keadaannya tidak menentu. Ya sudahlah, aku hanya memohon doa agar aku
terus sehat dan kak Okta akan bertaubat dengan segala perbuatannya.

*

Itu adalah sepenggal kisah atas cerita bagaimana Abah Rahman
menyembuhkan Flora, seorang perempuan bekerja dan menikah yang
mengalami kerasukan dan sihir. Masih ada sejuta kisah lagi dari Abah
Rahman tentang menyembuhkan dan menghadapi kerasukan dan semacamnya
termasuk santet dan guna guna.

Insya Allah atas seizin Allah SWT dan kemampuan mumpuni dari Abah
Rahman, semua gangguan sihir, santet, kerasukan, guna-guna dan
sebagainya dapat diatasi, ditanggulangi, dan dibuang.

Menurut Abah Rahman, tidak semua orang "tersesat" berkenan diberi
petunjuk oleh Allah SWT. Jadi, segala hal harus baiknya untuk
menjalani hidup dengan sebaik-baiknya. Sebab jika ada yang berniat
jahat untuk menjahati orang lain melalui cara-cara yang tidak baik,
maka akan menerima konsekuensi atas ganjaran perbuatannya sendiri.
Bisa oleh kehendak Yang Maha Kuasa, atau melalui media paranormal dan
ahli supranatural seperti Abah Rahman yang akan memberikan
ganjarannya.

Abah Rahman siap dihubungi di WA 0813 7630 6023 untuk melayani
konsultasi dan berbagai keluhan. Info dan tindak lanjut bisa didapati
dari janji berkunjung sesuai jadwal. (dra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini