Ihwan Ritonga |
Medan, Metrokampung.com
Unsur pimpinan DPRD Medan 'berang' dengan pengadaan meja yang ada di ruang kerja. Pasalnya, meja tersebut terbuat dari kayu triplek meka dan terkesan bahannya tidak berkualitas.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua DPRD Medan Ihwan Ritonga kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (11/1/2021). "Artinya ini proyek pengadaan. Kalau dicek harganya tidak sesuai dengan kualitasnya," tegas Ihwan Ritonga.
Dia mengakui bahwa pimpin DPRD Medan meminta kepada sekretariat untuk pengadaan meja yang diperuntukkan untuk penunjang kerja.
"Namun kalau yang begini diberikan, lihat saja kualitasnya. Boleh saja pengadaan, tapi berkualitas dan harus bermanfaat," tukas Ihwan sambil menunjukkan meja yang ada sejak bulan Desember 2020.
Politisi Gerindra ini juga mengkritisi pengadaan lainnya seperti guci yang ada hampir seluruh sudut ruangan dan ruang paripurna. "Guci itu apa manfaatnya, seperti di ruang paripurna ada 6. Tumbuhannya pun tak nampak, kita pikir apa gunanya," ucapnya.
"Diawali meja dulu satu contoh proyek yang kita anggap proyek-proyek asal-asalan. Asal jadi, asal buat, kalau saya bilang gak benar neh dan ada yang bilang ini mejanya cocok meja warung kopi," tegas Ihwan Ritonga lagi.
Ditambahkannya, meja itu segera akan dikembalikan. Pihaknya juga akan mengecek berapa anggaran pengadaannya.
"Artinya ini kan proyek pengadaan. Kita akan cek berapa anggarannya, Dari sekian banyak, seperti portal di depan, saya pikir tidak ada manfaatnya jika kualitasnya demikian. Belum lagi karpet dan lainnya," kata Ihwan.
Sementara itu, Ketua DPRD Medan Hasyim SE ketika dimintai komentarnya membenarkan jika unsur pimpinan protes atas pengadaan meja tersebut. "Ya, saya sama kayak pak Ihwan," katanya singkat.(Ra/mk)
Hal itu dikatakan Wakil Ketua DPRD Medan Ihwan Ritonga kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (11/1/2021). "Artinya ini proyek pengadaan. Kalau dicek harganya tidak sesuai dengan kualitasnya," tegas Ihwan Ritonga.
Dia mengakui bahwa pimpin DPRD Medan meminta kepada sekretariat untuk pengadaan meja yang diperuntukkan untuk penunjang kerja.
"Namun kalau yang begini diberikan, lihat saja kualitasnya. Boleh saja pengadaan, tapi berkualitas dan harus bermanfaat," tukas Ihwan sambil menunjukkan meja yang ada sejak bulan Desember 2020.
Politisi Gerindra ini juga mengkritisi pengadaan lainnya seperti guci yang ada hampir seluruh sudut ruangan dan ruang paripurna. "Guci itu apa manfaatnya, seperti di ruang paripurna ada 6. Tumbuhannya pun tak nampak, kita pikir apa gunanya," ucapnya.
"Diawali meja dulu satu contoh proyek yang kita anggap proyek-proyek asal-asalan. Asal jadi, asal buat, kalau saya bilang gak benar neh dan ada yang bilang ini mejanya cocok meja warung kopi," tegas Ihwan Ritonga lagi.
Ditambahkannya, meja itu segera akan dikembalikan. Pihaknya juga akan mengecek berapa anggaran pengadaannya.
"Artinya ini kan proyek pengadaan. Kita akan cek berapa anggarannya, Dari sekian banyak, seperti portal di depan, saya pikir tidak ada manfaatnya jika kualitasnya demikian. Belum lagi karpet dan lainnya," kata Ihwan.
Sementara itu, Ketua DPRD Medan Hasyim SE ketika dimintai komentarnya membenarkan jika unsur pimpinan protes atas pengadaan meja tersebut. "Ya, saya sama kayak pak Ihwan," katanya singkat.(Ra/mk)