Kapolres AKBP Ikhwan Lubis, SH, MH, kunjungi tiga bersaudara yang di terlantarkan orang tuanya. |
Batu Bara, Metrokampung.com
Sosok Polri panutan ini tak pernah mengenal lelah dan selalu dekat dengan masyarakat juga warga dhuafa di wilayah hukum Polres Baru Bara.
Dialah Kapolres Batu Bara AKBP Ikhwan, SH, MH, sosok pejuang kaum dhuafa, meski dirinya sudah dimutasi menjadi Kabagdalops Roops Polda Sumut, namun jiwa sosial yang dimiliki AKBP Ikhwan, SH, MH tak pernah surut.
Terpantau para awak media Kapolres Batu Bara AKBP Ikhwan, SH, MH melakukan kunjungan kepada 3 bersaudara yang ditinggal orang tuanya, Selasa (26/1/2022) di Desa Lubuk Cuik Kecamatan Lima puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara.
Putri Umairah 14 tahun dan kedua kakak laki lakinya, menjadi anak tangguh berikut ini yang terpantau media dan sang pejuang dhuafa, warga Desa Lubuk Cuik yang ditinggalkan kedua orang tuanya dan harus berjuang dengan berjualan bakso goreng sambil bersekolah.
Hal ini diketahui Kapolres Batu Bara saat ada viral di media sosial pada pekan Lalu. Putri Humairah dan kedua kakak kandungnya, menjadi korban penelantaran orang tuanya saat 3 tahun yang lalu.
Dengan berdagang bakso goreng milik tetangga mereka setiap hari bisa mengumpulkan pundi pundi uang 15 ribu untuk biaya hidup sehari hari, ini dikatakan langsung oleh putri saat Kapolres Batu Bara langsung mengunjungi dirinya di sekolahnya SMP Negri 1 Desa Bulan bulan Kecamatan Lima Pesisir Kabupaten Batu Bara, Selasa (26/1).
Putri juga mengatakan, "Inilah hidup yang kami jalani bersama 2 kakak laki laki saya, sejak 3 tahun belakangan ini Ayah dan ibu saya entah kemana, setelah pergi merantau dan ingin mengubah hidup yang lebih baik mereka hilang kontak da tak ada kabar berita sama sekali, hingga kami harus berusaha sendiri melanjutkan Pendidikan sampai sekarang dengan harus bekerja apa saja yang kami bisa.
"Saya sendiri harus berjualan bakso goreng dan kedua kakak saya harus bekerja ngomben sawit dan sawah milik orang, kesemua hasil kerja kami yang sehari bisa mendapat 15 ribu ini kami pergunakan untuk makan sehari hari dan biaya sekolah," ujar Putri.
"Namun kami takkan pernah menyerah dan sampai sekarang kami bertiga masih bersekolah walau terkadang makan hanya 1 kali sehari itupun harus dibantu tetangga di desa kami," jelasnya.
"Harapan kami bertiga kepada kedua orang tua kami kalau lah masih hidup, agar pulanglah lihat anak anak ibu dan bapak, kami masih ingin hidup dan memiliki ayah serta ibu, yang bisa menjaga kami disini. Dengan tetesan air mata kerinduan Putri berharap melalui para awak media yang ada," pinta Putri.
Sementara Kapolres Sang pejuang Dhuafa AKBP Ikhwan, SH, MH yang terharu dan berjiwa sosial ini sembari menjemput Putri dari sekolahnya langsung membawa pulang Putri dan kedua kakak kandungnya menuju ke kediaman rumah gubuk reyot yang menjadi tempat tinggal ke tiga bersaudara ini.
Berbekal alat masak dan penggorengan Kapolres mengatakan," Sengaja saya datang membawa perlengkapan ini agar Putri dan jedua kakaknya bisa berwiraswasta dengan berjualan gorengan bakso sendiri, demi melanjutkan masa depan mereka yang masih panjang.
Melakukan bantuan sosial bagi saya tidak cukup sampai di sini saja, mereka harus bisa berusaha agar bisa mendapatkan pundi pundi penghasilan seperti berdagang setiap harinya. Harapan saya juga ini menjadi motifasi baik bagi mereka. Dengan ini semua hari hari mereka akan ada pemasukan yang dapat di pergunakan untuk makan dan biaya sekolahnya," jelas Kapolres.
Kesedihan memecah saat Putri sangat kangen kepada orangtuanya dan berharap kembali kesisih mereka, hingga membuat sosok Pejuang Dhuafa ini pun meneteskan air matanya.(MK/DS)