Masyarakat Se-kawasan Daerah Tangkapan Air Danau Toba Harus Menanggung Resiko Terburuk Akibat Teknologi Modifikasi Cuaca PT. Inalum (Persero)

Editor: metrokampung.com
ilustrasi.

Toba, metrokampung.com
Guna meminimalisasi lahan kritis melalui pengelolaan sumber daya lahan dan konservasi tanah dan air secara terpadu PT. Inalum (Persero) melaksanakan program Konservasi dan Reboisasi pada daerah tangkapan air danau Toba.

Pemenuhan kewajiban para pihak dalam kerangka pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai Toba Asahan, sebagaimana Perintah Undang-udang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air. Hal ini menjadi momentum yang harus di garis bawahi secara utuh. 

"Untuk diketahui, PJT I sebagai BUMN Pengelola SDA diberikan kewenangan untuk memungut, menerima dan menggunakan BJPSDA, khususnya di wilayah sungai yang menjadi cakupan wilayah kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2010. 

BJPSDA wajib digunakan kembali untuk pengelolaan SDA, diantaranya untuk operasi dan pemeliharaan prasarana pengairan serta sumber-sumber air (sungai, waduk, dan lainnya), konservasi tanah dan air, pengembangan sistem informasi SDA, perencanaan dan monitoring, serta kegiatan pemberdayaan masyarakat.

"Akibat adanya pemanfaatan sumberdaya alam yang melebihi daya dukung lingkungan dan tidak dibarengi dengan usaha konservasi tanah dan air, ternyata telah menimbulkan munculnya ketidak seimbangan lingkungan akibat gejolak kepentingan. 

Kemudian akibat pemanfaatan lahan dieksploitasi secara terus menerus sehingga menyebabkan besarnya bencana seperti erosi, sedimentasi, banjir, kekeringan, pendangkalan sungai, berkurangnya umur bendungan dan masalah-masalah lingkungan lainnya.

Meski pun usaha konservasi tanah dan lahan dilakukan melalui program penghijauan dan reboisasi serta usaha lainnya, namun usaha-usaha tersebut tidaklah mendapatkan hasil akibat ketelodoran sejumlah pihak terkait program itu, "ungkap James Trafo, ST kepada wartawan di Quality Time Cafe Sabtu (12/11/2022). 

"Untuk mencegah peningkatan laju lahan kritis tersebut perlu dilakukan secara komprehensif, terpadu dan multisektoral, dengan melibatkan peran serta masyarakat secara menyeluruh.

Modifikasi cuaca merupakan sebuah upaya dan usaha manusia dengan menerapkan teknologi yang mempengaruhi sistem awan untuk mengkondisikan cuaca agar berperilaku lebih mengarah sesuai dengan yang dibutuhkan.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi / Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi fungsinya adalah memberikan pelayanan dalam hal meningkatkan intensitas (menambah) curah hujan sebagai upaya Pemerintah dalam menjaga ketersediaan air pada waduk yang berfungsi sebagai sumber air untuk irigasi dan PLTA, namun teknis modifikasi cuaca harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan, ekosistem, juga dampak sosial," terang James Trafo, ST. 

Ia memaparkan, di belahan dunia lain sendiri, upaya modifikasi cuaca lewat penyemaian awan itu sudah dilakukan sejak lama untuk berbagai tujuan. Setidaknya 24 negara sudah melakukan praktek itu. Di Moskow, penyemaian awan dilakukan menjelang parade Angkatan Udara Rusia digelar. Hal ini untuk memastikan agar cuaca cerah pada saat parade itu berjalan. 

Sementara Amerika Serikat pernah memanfaatkan teknologi itu di tahun 1970-an untuk memperpanjang musim hujan di Vietnam guna mempersulit ruang gerak pasukan Viet-Cong saat itu. "Mereka bahkan memodifikasi cuaca dengan menurunkan hujan deras pada tahun 1969 untuk membubarkan pesta musik Woodstock agar kaum hippie tidak berkerumun, namun upaya itu gagal setelah penonton justru semakin larut menikmati festival itu setelah hujan turun.
Terlepas dari pro kontra,"kata James, penggunaan teknologi itu, nampaknya pemerintah harus mengkaji lebih jauh dampak yang akan terjadi di masa mendatang jika manusia melakukan intervensi dalam pola perubahan cuaca yang selama ini berjalan berdasar siklus alamiah.

Kini manajemen PT. Inalum (Persero) dan Perum Jasa Tirta I tengah mempertontonkan perlakuan kesombongan terhadap masyarakat Kawasan Danau Toba  yang saat ini menikmati cuaca buruk, karena Teknologi me-Modifikasi Cuaca untuk mendatangkan hujan buatan terkonsentrasi di atas Daerah Tangkapan Air Danau Toba dengan cara penyemaian garam dan bahan-bahan kimia dengan volume yang sangat besar di langit Danau Toba.

Kegiatan itu tengah mengakibatkan terjadinya Anomali Cuaca terhadap Kawasan Tangkapan Air Danau Toba.

"Weather Anomali atau Anomali Cuaca adalah kondisi tidak teraturnya cuaca yang menyimpang dari keadaan normalnya secara rata-rata, singkatnya anomali cuaca adalah fenomena cuaca yang tidak seperti biasanya seperti hawa dingin 21 οC sampai nilai minimum (range suhu normal BMKG 26,5 oC), hujan ringan yang panjang dan curah hujan lebat serta sinar matahari tertutup awan. 

Udara abnormal yang kini terjadi di sekitar PLTA PT. Inalum (Persero) dan frekuensi hujan saat ini mengindikasikan adanya anomali cuaca karena intensitasnya adalah hasil Rekayasa  yang dilakukan pihak PT. Indonesia Asahan Aluminium, Perum Jasa Tirta I serta Badan Riset  dan Inovasi Nasional (BRIN). Masyarakat se-kawasan Danau Toba harus bersiap mengatasi berbagai ancaman akibat cuaca ekstrem.
Sekadar di-ketahui, "jika Bencana Hidrometeorologi di Kabupaten Toba Pasca Pelaksanaan Modifikasi Cuaca periode kedua  PT. Inalum (Persero) bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Joint BRIN yang dimulai pada Bulan Oktober hingga Pertengahan Desember 2021 terjadi pada awal tahun 2022 (tepatnya 2 Januari 2022).

Puncak hujan buatan hasil rekayasa cuaca PT. Inalum (Persero), BPPT Joint BRIN linier terhadap curah hujan yang sangat lebat di-Kawasan Tangkapan Air Danau Toba terjadi awal Januari 2022, telah meluluh lantahkan Sub DAS Aek Mandosi mulai dari Hulu hingga Hilir sungai Kecamatan Bonatualunasi, Parmaksian dan Porsea. Kemudian, Desa Lumban Sakkalan dan Silombu di Hulu Sub DAS Aek Mandosi menjadi lintasan Banjir Bandang yang sangat ekstrem. 

Sejumlah Desa di pertengahan Sub DAS hingga hilir banyak yang terendam banjir Desa Silamosik, Desa Siraituruk dan juga Desa Patane, tanggul besar Saluran Primer dan Saluran Sekunder serta kolam ikan mas porak-poranda, banjir bandang juga meluap ke areal persawahan yang baru ditanami padi di hilir Sub DAS Aek Mandosi yang bermuara ke Danau Toba dan Sungai Toba  Asahan. 

Dibalik bencana akibat modifikasi cuaca yang merugikan masyarakat pada Daerah Tangkapan Air Danau Toba itu, PT. Inalum (Persero) berhasil menaikkan air Danau Toba sekira 32 centimeter dari elevasi sebelumnya di bawah Elevasi Mey 2022 sekira 904 mdpl. 

Usaha mencapai elevasi normal sebagai Energ Hydro  Manajemen Water PT.Inalum (Persero), telah menggoreskan trauma, kerugian material  dan Penderitaan bagi masyarakat korban Bencana Hidrometeorologi. Secara Fakta  bahwa cuaca ekstrem dan bencana banjir bandang di Kabupaten Toba saat itu bertepatan dengan siklus terakhir TMC PT. Inalum (Persero).

Keberhasilan TMC untuk menaikkan Elevasi Danau Toba adalah upaya  mencapai  titik maksimum. Sangatlah merugikan masyarakat karena Danau Toba serta daratannya adalah ekosistem mahluk hidup Manusia, tumbuh kembang mahluk hewani, keanekaragaman hayati dan habitat biota danau air tawar.

Mahluk hidup dan lingkungan akan lestari bila terjaga secara alamiah, seyogianya mahluk hidup di Danau Toba dan Daratannya tidak terkontaminasi dari NaCl, Argentium  lodida dan unsur-unsur Kimia lainnya sebagai bahan utama rekayasa cuaca.

PT Indonesia Asahan Aluminium Persero tengah memilih mengeksploitasi Kawasan Danau Toba, pada pertengahan Oktober 2022 PT. Inalum dan BRIN sosialisasi Teknologi Modifikasi Cuaca periode ketiga. 
James Trafo, ST menuding "jika PT. Inalum telah menghalalkan berbagai cara guna meningkatkan Elevasi Danau Toba segaris dengan Produksi Power Plant Kapasitas 603 MW dan Produksi Smelter Plant Kapasitas 225.000 per tahun sesuai rancangan pemilik awal Konsorsium Nippon Asahan Aluminium (NAA). 

Ambisi Manajemen PT. Inalum sejak di Nasionalisasi BUMN, telah mengabaikan hal terburuk dari dampak modifikasi cuaca. Jika kita analisa sekilas, bahwa opsi rekayasa cuaca tidak terlepas dari gagalnya Program Jangka Panjang PT. Inalum melaksanakan Konservasi Penghijauan Daerah Tangkapan Air Danau Toba.  Melestarikan alam dengan penanaman pohon di DTA Danau Toba  dananya sudah tersedia melalui iuran Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air namun tidak konsisten diimplementasikan PT. Inalum dan PJT I (UU No. 17/2019 SDA). Ketika peluang sustainability tidak equvalent terhadap keberhasilan Konservasi Penghijauan maka Inalum akan melakukan TMC sebagai jalan pintas guna mengamankan Permukaan air Danau Toba  pada titik Elevasi normal," katanya mengakhiri. (e/mk)


Share:
Komentar


Berita Terkini