Lokasi parkir depan RS Colombia Medan. |
Medan, metrokampung.com
Di saat Walikota Medan Bobby Nasution bersama pihak Kepolisian secara masif memberantas segala bentuk pungli dan premanisme dengan berbagai kedok, namun praktik kejahatan itu justru tetap tumbuh subur.
Ironisnya, semua itu terjadi secara terang-terangan di inti kota, seolah tak ada masalah. Sorotan kali ini adalah mengenai mahalnya tarif parkir di tepi jalan depan RS Colombia Asia Jalan Listrik, Medan.
Sesuai dengan Perda No 1 tahun 2017, tarif parkir sebenarnya sudah diatur secara jelas sesuai dengan kelas. Namun untuk tarif hanya di kisaran seribu hingga Rp 3 ribu saja sebagai tarif termahal.
Namun tarif itu nyatanya tak berlaku untuk areal parkir di depan RS Colombia Asia. Di tempat ini, parkir mobil yang biasanya hanya Rp 3 ribu justru dipatok sebesar Rp10 ribu. Sedangkan untuk kendaraan roda dua atau sepeda motor, tarifnya sebesar Rp 5 ribu. Parahnya, penetapan tarif itu tanpa disertai karcis yang seharusnya wajib diserahkan juru parkir (jukir) kepada pemilik kendaraan.
"Gila, mahal kali parkir di depan RS Colombia ini, mereka (jukir) maksa mintanya, gak mau kurang dari Rp 10 ribu," sungut Romi, pengendara mobil yang sengaja memarkirkan kendaraannya karena menjemput keluarganya yang di rawat di rumah sakit tersebut, Kamis (2/2/23).
Ucapan kekecewaan juga diutarakan M Harahap, warga Medan Johor yang juga memarkirkan mobilnya di tepi jalan persis depan rumah sakit tersebut.
"Terkejut kali awak, karena sayakan harus bolak balik ke rumah sakit ini karena istri saya lahiran. Apa gak bengkak untuk parkir saja, tiap parkir Rp 10 ribu, gak bisa ditawar lagi," ujarnya.
Parahnya lagi, lanjut Harahap, mereka tak memiliki karcis resmi yang harusnya diserahkan ke pemilik kendaraan saat parkir dibayar.
"Sempat juga aku tanya, kenapa mahal sekali tarifnya, karena sesuai perda kan termahal cuma Rp 3 ribu. Mereka bilang setoran kami perhari besar," terangnya.
Sementara, salah seorang jukir yang enggan menyebutkan namanya mengakui, khusus untuk lapak parkir di depan RS Colombia Asia, setoran mereka kepada oknum tertentu di dinas cukup jauh berbeda.
"Mungkin ini dianggap lahan basah, banyak orang kaya yang berobat kesini, jadi setoran kami Rp 400 ribu perhari. Makanya kami dipaksa ngutip parkir mobil Rp 10 ribu, kereta (motor) Rp 5 ribu. Ya cuma bos-bos itu gak nyebut setoran itu resmi masuk ke PAD atau ke kantong mereka, yang penting kami wajib setor sesuai ketentuan itu," ucap si jukir sambil berlalu.
Kadis Perhubungan Medan Iswar Lubis belum berhasil dikonfirmasi terkait tarif parkir mencekik leher ini.(dra/mk)