Humbahas, Metrokampung.com
Syuting perdana film panjang komedi yang berjudul "Tulang Belulang Tulang" mulai di produksi pada awal bulan Mei 2023. Film ini merupakan karya Sammaria Sari Simanjuntak dan Lies Nanci Supangkat yang di produksi oleh Adhya Pictures dan Pomp Film,serta di dukung oleh Direktorat Perfilman,Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan,Kemendikbudristek dilaksakan di Kawasan Danau Toba,yakni Desa Tipang, kecamatan Bakkara dan Desa Muara.
Film yang merupakan hasil inkubasi dari program Indonesia Film 2021 yang diselenggarakan Kemendikbudristek tersebut terinfirasi dari upacara adat Batak,yaitu 'Mangongkal Holi'(dibaca:manogkkal holi ),adat istiadat kebanggan Batak,dalam pemindahan tulang belulang leluhur. Upacara adat ini dilakukan dengan membongkar kembali makam (udea) untuk mengumpulkan sisa tulang belulang (holi-holi) dan menempatkannya ke bangunan tugu (simin). Mangokkal holi berlangsung dalam rangkaian upacara adat ,baik sebelum,saat,dan setelah makam digali dan tulang belulang dikumpulkan, demikian dikemukakan Sammaria Sari Simanjuntak yang juga selaku sutradara film tersebut, di Hotel Ayola Doloksanggul Selasa,(9/5/2023) saat menggelar Media Gathering sekaligus syukuran syuting perdana.
Ricky Wijaya selaku CEO Adhya Group dan Adhya Pictures didampingi oleh Shierly Kosasih selaku VP Adhya Pictures juga mengatakan bahwa ide cerita tersebut sangat menarik. Sebuah drama komedi keluarga yang sarat dengan pesan moral dan muatan lokal,tidak menggurui,namun sangat relevan dengan kehidupan se hari-hari karena kemasannya yang ringan.
"Kami yakin film ini bisa menjadi hiburan dan penambah pengetahuan budaya lokal"pungkas Ricky Wijaya.
Hal senada juga di ungkapkan oleh Direktur Perfilman,Musik,dan Media Ahmad Mahenra,yang juga sangat mengapresiasi pelaksanaan produksi film tersebut,sebagai salah satu cara pelestarian dan pemajuan kebudayaan.Terlebih Indonesia memiliki budaya yang sangat kaya dan dapat diangkat menjadi suatu narasi kuat bernuansa lokal untuk dapat dikembangkan menjadi film.Selain menggambarkan nilai-nilai hidup pada masyarakat adat,film ini juga memiliki nilai kearifan lokal yang menarik untuk masyarakat.
"Kemendikbudristek terus memprioritaskan kebebasan masyarakat dalam berkarya,tentunya untuk mengembangkan nilai-nilai budaya salah satunya melalui film," tegas Mahendra.
Mahenra juga menambahkan bahwa pelaksanaan produksi film yang bermuatan lokal ini perlu menjadi program utama yang perlu terus dilanjutkan.
"Film ini memiliki narasi muatan lokal yang sangat baik dan dapat dinikmati seluruh pihak,kita butuh karya-karya seperti ini agar tetap dilanjutkan.Film 'Tulang Belulang Tulang' ini dapat menenangkan hati penonton,baik tingkat Nasional,maupun Internasioanal.Besar harapan kami,film ini dapat diterima dan di apresiasi oleh masyarakat,baik dalam Negeri maupun luar Negeri," pungkasnya.
Acara itu juga dirangkai dengan pemotongan Tumpeng,seraya mengucap syukur bahws pelaksanaan syuting perdana Film 'Tulang Belulang Tulang' berjalan dengan baik dan sukses.(FT/MK)