Anggota DPRD Medan Daniel Pinem. (ft/ist) |
Medan, Metrokampung.com
Terjadinya peristiwa kecelakaan yang lumayan banyak akibat pembangunan jaringan distribusi utama (JDU) di Simalingkar B dan Kwala Bekala harus menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu). Jangan biarkan rakyat menderita akibat kurangnya pengawasan terhadap pekerjaan kontraktor yang mengerjakan pembangunan JDU itu.
“Kalau dalam 1 jam saja, bisa lebih dari 20 kendaraan mengalami kecelakaan, artinya pihak pemborong tidak peduli akan keselamatan pengguna jalan yang melintas. Jangan hanya melihat untungnya saja dalam mengerjakan proyek,” ujar Anggota DPRD Medan Drs Daniel Pinem, Rabu (25/10/2023).
Proyek yang menelan biaya Rp 10 miliar lebih itu, seharusnya memperhatikan efek dari pembangunan. Termasuk efek saat mengerjakan proyek, jangan sampai merugikan warga.
“Apalagi warga mengaku tidak keberatan dengan adanya pembangunan pipa air di jalan depan rumah mereka. Hargai itu dengan tidak menimbulkan permasalahan bagi warga yang bermukim di sana,” ujar Politisi PDI Perjuangan ini.
Pihaknya akan terus memantau pekerjaan proyek itu agar berjalan sebagaimana mestinya. Termasuk jalan masuk ke rumah warga yang sampai saat ini belum bisa dilalui dengan nyaman, debu yang beterbangan di jalanan dan keluhan warga lainnya. “Dalam waktu dekat kami akan turun ke lokasi untuk melihat bagaimana pengerjaan proyek itu,” tegas dewan yang duduk di Komisi IV ini.
Namun diharapkannya, Pemprovsu melalui Dinas PUPR yang memantau dan mengawasi proyek ini diharapkan perhatiannya. “Jangan hanya melihat namun tidak mengawasi. Apalagi membiarkan banyaknya penyimpangan yang terjadi,” pungkasnya.
Untuk diketahui, tidak kurang dari 20 kendaraan yang melintas di kawasan Kwala Bekala sampai Simalingkar B mengalami kecelakaan saat melintas di jalan sepanjang pengorekan pipa pembangunan JDU, Senin malam (16/10/2023).
Disebutkan tokoh pemuda setempat, pekerjaan pemborong sangat tidak profesional dan terkesan asal-asalan. “Bukan hanya galian saja yang ditutup namun tidak bisa dilalui karena lembek, banyak tanah yang berserakan di badan jalan tidak dibersihkan,” ujarnya. (Ra/mk)