Langkat, Metrokampung.com
Hidup berdampingan dengan tentram, aman dan damai adalah dambaan kita semua. Karena itu, bentrokan antara 2 OKP atau Ormas tentu patut untuk disesalkan.
Nah, bentrokan antar 2 OKP (IPK dan FKPPI) terjadi pada Minggu sore (9/7/2023) yang lalu, sehingga menyebabkan 1 orang tewas dan 2 orang terluka. Korban yang tewas dalam insiden tersebut adalah Simson Sembiring alias Bagong, Ketua PAC IPK Batang Serangan, sedangkan korban yang terluka adalah salah seorang petugas keamanan dari Kepolisian, Brigadir Risky Akbar Harahap (30) dan salah seorang mahasiswa dari IPK.
Pada awalnya, 4 orang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak Kepolisian, namun yang ditangkap baru 2 orang, sehingga sisanya, 2 orang lagi dimasukkan ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Namun, walaupun sudah masuk ke dalam DPO, ke-2 orang tsk itu belum juga ditangkap.
Tidak terima dan merasa Polisi tidak becus dan profesional dalam menjalankan tugasnya, puluhan massa IPK protes dan menggelar aksi demontrasi di depan pintu gerbang Polres Langkat, Senin siang, (30/10/2023). Yang bikin heboh, para demonstran itu sampai menuntut AKBP Faisal Rahmat Husein Simatupang mundur dari jabatannya sebagai Kapolres Langkat.
Aksi itu tentu menarik perhatian masyarakat. Apalagi, akibat aksi demonstrasi tersebut, jalur lalu lintas di depan Polres Langkat terpaksa ditutup dan dialihkan.
Kecewa dan Tuntut Kapolres Mundur
Kecewa karena masih ada 2 tersangka (DPO) yang belum ditangkap, puluhan massa IPK gelar aksi demonstrasi di depan pintu masuk Polres Langkat, Senin (30/10/2023). Mereka menuntut Kapolres Langkat, AKBP Faisal Rahmad Husin mundur dari jabatannya, karena dianggap tidak becus dan tidak profesional.
"Polisi kok takut sama preman. Sudah jadi tsk, sudah masuk DPO, tapi kok belum ditangkap juga," teriak sang orator, Ade Rinaldy Tanjung dalam orasinya.
Lebih lanjut Ade pun berteriak, Innalillahi wainnalillahi roziun. Hari ini kita melihat telah matinya hukum di Polres Langkat.
"Ya, hari ini kita datang kemari adalah untuk menunjukkan betapa hancurnya penegakan hukum di Polres Langkat. Saudara kita Simson Sembiring telah mati dibunuh orang, tapi anehnya sampai hari ini Polres Langkat pekak. Polres Langkat menunjukkan betapa tidak profesionalnya Polisi hari ini," teriaknya sambil menaburkan bunga ke hadapan Polisi yang siaga dan berjaga- jaga di depan pintu gerbang Polres Langkat.
Beri Penjelasan : Untuk menenangkan para demonstran, KBO Sat Reskrim yang juga Plh Kasat Reskrim Polres Langkat, Ipda S. Sihotang pun muncul untuk memberikan penjelasan kepada para demonstran. |
"Kalau ditanya, kata Penyidik kepada kita, sabar karena masih dicari. Lagi dicari, masih dicari. Memangnya kemana dicarinya ? Kalau setiap ada yang mati kita demo, setiap mati kita demo, lalu Polisi kerjanya apa ?" teriaknya lagi dengan penuh semangat.
"Nah, teman-teman, hari ini Kapolres Langkat tidak ada di tempat. Jadi, tolong sampaikan kepada Kapolres Langkat yang terhormat, yang pangkatnya AKBP, suruh saja mundur, karena kami tidak butuh dia," teriaknya lagi sebagai wajud dari kekecewaannya.
Untuk menenangkan hati para demonstran, KBO Sat Reskrim yang juga Plh Kasat Reskrim Polres Langkat, Ipda S. Sihotang pun muncul dan memberikan penjelasan kepada para demonstran. Namun, yang terjadi justru perdebatan yang sengit.
Beruntung, para demonstran akhirnya membubarkan diri dengan tenang. Jadi, semoga kasus ini bisa segera terselesaikan dengan baik, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Nah intinya, menangkap para tsk itu tidak mudah. Jadi, bersabarlah, dan jangan bertindak anarkis, sehingga bisa menimbulkan masalah baru. (BD)