Mas'ud.SH,MH, CPM, CPCLE, CPL, Adv : Adat Budaya Melayu Harus Jadi Tuan di Hari Jadi Langkat Ke - 274

Editor: metrokampung.com
Melayu : Mas'ud dalam sebuah acara dan kegiatan, dengan memakai pakaian Melayu. 

Langkat, Metrokampung.com
Tanpa terasa peringatan dan perayaan hari jadi Langkat sudah di ambang pintu. Memasuki  usia ke- 274 tahun, peringatan  Hari Jadi Langkat pada tahun 2024 mendatang, bersama dengan Pj Bupati Langkat yang belum diketahui siapa orangnya, yang  dalam kurun waktu 1 tahun ke depan akan memimpin negeri bertuah ini sampai pada Bupati Langkat yang baru, terpilih dan dilantik.
       
"Siapapun yang akan terpilih menjadi Bupati Langkat ke depan tentunya sudah melewati proses dan merupakan takdir dari Allah SWT, namun yang kami harapkan harus ada komitmen dan pengakuan bahwa Langkat ini adalah tanah Melayu dan hal ini jangan coba-coba dihilangkan atau dilanggar," ujar Mas'ud yang notabene adalah  advocat berdarah Melayu dan Aceh, kepada Metrokampung, Selasa  (05/12/2023) saat ditemui di ruang kerjanya, di Jl. Proklamasi, Stabat.
     
Jadi, advocat yang akrab disapa Dimas ini mengatakan, tidak lama lagi kita akan memperingati Hari Jadi Langkat, untuk itu harapan kami adalah "Adat Melayu Harus Menjadi Tuan di Hari Jadi Langkat nanti" jangan disetarakan dengan yang lain, apalagi dikecilkan, takut kita kualat kepada para leluhur Langkat." 
       
"Langkat ini tanah Melayu tanah tempat lahir dan matinya para Sultan. Jadi, harus lebih dari yang lain agar kita sejuk dan merasa nyaman di bumi Langkat nan bertuah ini," tegasnya.
       
"Hal ini saya sampaikan  berkaitan dengan adanya surat (draf) hasil notulen rapat persiapan peringatan Hari Jadi Langkat ke- 275 (17 Januari 1950 - 17 Januari 2024) yang kami baca pada beberapa grup WhatsApp yang menjadi perbincangan hangat masyarakat luas," tambahnya.   
       
Adapun susunan rencana kegiatan pada surat tersebut, jelasnya, :  1). Ustad yang akan memberikan tausiyah adalah ustad dalam  Propinsi dengan jumlah undangan 1000 orang.
2). Pemberian santunan kepada anak yatim berjumlah 274 orang diserahkan pada saat pelaksanaan haflah Qur'an.
3). Artis yang memeriahkan peringatan Hari Jadi Langkat ke- 274 adalah artis dalam daerah (penampilan seni budaya dan band lokal) . Sedangkan artis luar daerah (duo V Band Arabian, Horizon band). 4). 
       
Sedangkan jadwal kegiatan yang direncanakan pada hari H, Rabu (17 Januari 2024) : sidang Paripurna, resepsi, parade keliling UMKM, hiburan, penampilan budaya Jawa, Nias, Melayu, Mandailing, Batak Toba, Artis Duo V, Band Horizon. Lalu, pada hari 
Kamis (18 Januari 2024) : hiburan, budaya Banjar, Aceh, Banten, tausiyah, penyantunan anak yatim, hiburan, budaya Pakpak, Bali, Simalungun, Karo, Minang, band Arabian dan band lokal.
       
"Jika dilihat dari draf rencana kegiatan tersebut,  maka etnis budaya Melayu tidak menjadi etnis yang memiliki 'peran utama' sebagai tuan di rumahnya sendiri, namun hanya sebagai peserta saja. Nah, kita berharap agar  hendaknya pihak panitia menjadikan simbol adat budaya Melayulah yang mendominasi kegiatan Hari Jadi  Langkat tersebut. MIsalnya, berbusana adat Melayu, berornamen Melayu, dan tentunya religius," ujar Dimas lagi.
       
"Masyarakat Melayu Langkat ini berkarakter berbudi luhur, beradab dan santun, tidak pernah mengganggu masyarakat etnis lain yang berada di Kabupaten Langkat. Karena itu, pada momen peringatan Hari Jadi Langkat ini, selain kita  bersyukur kepada Allah SWT,  hendaklah kita selalu menghormati dan berterima kasih kepada para leluhur yang telah berjuang mendirikan negeri ( Kabupaten Langkat), dari sistem kerjaaan yang telah dimulai pada 17 Januari 1750 silam," tambahnya.
       
Karena itu, lebih lanjut dia pun menegaskan, dengan rasa syukur itu , sebagai generasi penerus mari kita wujudkan rasa tanggung jawab terhadap kemajuan dan kesejahteraan negri bertuah ini. Jadi, teruslah cintai negeri  ini  dengan sepenuh hati dan mari bersama- sama kita jaga kehormatannya.

Cuma 2 Hari Tanpa Ada Lomba
Hal yang sama disampaikan Adun (55), warga Stabat. Katanya,  puncak kegiatannya pun cuma 2 hari saja, yaitu pada tanggal  17 dan 18 Januari, tidak seperti biasanya. Selain itu, tidak ada  lomba yang  dilaksanakan, termasuk lomba karya tulis. 
       
Padahal, dari situ bisa bermunculan pendapat, kritik dan saran dari para penulis yang notabene bisa berasal dari para pelajar, mahasiswa, guru, politikus, dosen, para pemerhati, penggiat, penggerak, wartawan, LSM dan lain sebagainya.
       
" Jadi, kesannya bukan semakin paten, tapi semakin menurun," ujarnya. (BD)
Share:
Komentar


Berita Terkini