Manager PSDS Herman Sagita (kiri) bersama salah seorang pemain PSDS. |
Lb Pakam, metrokampung.com
Kondisi keuangan Persatuan Sepak Bola Deli Serdang (PSDS) sangat sulit saat ini, ternyata tidak membuat sejumlah pendukung fanatiknya menaruh prihatin.
Malah, sebagian besar mendukung PSDS yang didirikan pada Tahun 1958 silam dan berkandang di Stadion Baharoeddin Siregar Lubuk Pakam dibubarkan.
Alasannya, tim sepak bola yang berjuluk Traktor Kuning tersebut miskin prestasi dan hanya menghabiskan duit.
"Bubarkan aja bang. Habis uang dan habis waktu mendukungnya,"teriak sejumlah pendukung fanatik PSDS ketika dikonfirmasi, Rabu (6/12/23).
Disebutkan Mek, salah seorang pendukung PSDS bahwa selama ini PSDS hanya menguntungkan bagi oknum pengurus saja. Dengan mendapat beberapa proyek dari Pemkab Deli Serdang dengan menjual nama PSDS.
"Namun hasil dari proyek yang didapatnya hanya sebagian kecil yang dibaginya ke PSDS. Bahkan kadang tak ada sama sekali," bilang Nek.
Kepada wartawan, Manager PSDS Herman Sagita yang akrab disapa Cinwa juga berterus terang terpaksa menjual tanah timbun untuk menghidupi kelangsungan tim sepak bola Traktor Kuning tersebut.
Namun semakin hari kondisi keuangan Cinwa kian terpuruk. Sehingga iapun dengan lantang menyebut keuangan PSDS sedang tidak baik-baik.
"Memang betul-betul sudah tidak ada uang lagi,"katanya, Senin (4/12/23).
Selama ini, jelas Cinwa, keuangan PSDS diperoleh dari donasi para OPD dan Camat di Kabupaten Deli Serdang.
Sekarang udah gak bisa diharapkan lagi. Pahit lah,"jawab Cinwa.
Karenanya, para pemain PSDS hingga kini belum gajian selama 3 bulan.
Bahkan pemain asing asal Lesotho, Negara di Afrika Bagian Selatan yang bermain untuk PSDS, Masoabi Nkoto Synous juga bernasib sama.
Pemain dengan tinggi badan 1,82 meter ini pun terlantar di Cadika Pramuka Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. PSDS belum dapat memulangkan pemain asing yang didatangkan pada Juni 2023 lalu dikarenakan tidak ada uang.
Kondisi ini membuat PSDS semakin terpuruk. Ditambah lagi prestasinya di liga dua kompetisi juga mengalami kekalahan beruntun.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Direktur Utama PT Traktor Kuning Deli Serdang, Khoirum Rizal tidak merespon sama sekali.
PSDS adalah klub sepakbola yang sebelumnya dikelola Pemerintah Kabupaten Deli Serdang melalui dana patungan. Sumber dana juga ada disokong beberapa perusahaan seperti Bank Sumut, PTPN2 dan BSA Farfum Loundry.
Namun, dikarenakan kebutuhan biaya untuk operasional dan gaji pemain serta pelatih masih sangat kurang, sehingga pemasukan tersebut tidak mencukupi.
Kabarnya, untuk pemain asing ada digaji mencapai Rp 70 juta sebulan. Belum lagi pelatih dan pemain lain serta operasional.
Krisis keuangan yang dialami PSDS diduga menjadi salah satu penyebab utama klub sepakbola kebanggaan masyarakat Deli Serdang yang sudah susah payah naik dari liga tiga hingga masuk liga dua ini terpuruk. (dra/mk)