 |
| Pj. Bupati Langkat, H. Faisal Hasrimy, AP,MAP |
Langkat, Metrokampung.com
Ada yang menarik dari penuturan Pj. Bupati Langkat, H. Faisal Hasrimy,AP, MAP saat menerima audensi para pengurus PWI Langkat, di ruang kerjanya, Rabu (13/3/2024). Saat itu Hasrimy menjelaskan bahwa selama ini hubungannya dengan wartawan sudah cukup baik dan harmonis.
Ya, baik saat dia masih bertugas di Sergei, maupun saat dia bertugas di Pemprovsu. Itu karena dia tidak memandang wartawan sebagai musuh, tapi memandang wartawan sebagai sahabat dan mitra.
Nah, karena dekatnya, sampai- sampai wartawan bebas keluar- masuk ruang kerjanya. Bahkan, bebas untuk buat kopi dan teh sendiri.
"Karena itu, kepingin saya tiap minggu bisa diadakan coffe morning. Jadi, kita bisa sharing- sharing. Bahkan, kalau bisa kita main bola biar tetap fit dan sehat," ujarnya.
Gagasan yang bagus. Gak seperti selama ini ...
Gagasan yang bagus. Gak seperti selama ini ...
" Ya, biar saja cuma lari- lari kecil dan bermain 10 menit. Setelah itu, kasih kesempatan kepada yang lebih muda. Gak apa- apa, yang penting kita bisa enjoy, bisa saling bertemu dan tatap muka serta ketawa- ketiwi," tambahnya.
"Jadi, wartawan juga kan bisa ikut, sehingga hubungan kita bisa tetap nyaman dan harmonis," pungkasnya.
Sulit Dilaksanakan
Sungguh gagasan dan ide yang bagus, tapi kita harus sadar bahwa gagasan dan ide itu tentu sulit untuk dilaksanakan. Yang pertama, karena tidak banyak pejabat yang hobby kumpul- kumpul, apalagi main bola.
Itu fakta. Jadi, kalau pucuk pimpinannya tak hobby berolahraga, ya mana mungkin pejabat di bawahnya mau bermain bola.
Selain itu, coffe morning juga sulit untuk dilaksanakan. Buktinya, ya selama ini coffe morning hanya sebatas wacana.
Maunya coffe morning dengan menghadirkan semua OPD secara bergantian, tapi kenyataannya cuma wacana saja. Yah, mungkin karena merasa tak nyaman jika harus duduk berdampingan dengan wartawan atau tak mau dikritik atau diberi masukan.
Jadi, mari kita tunggu saja apakah ide dan gagasan Pj. Bupati Langkat itu bisa terlaksana atau kembali menjadi wacana yang semu, ibarat mimpi yang sulit untuk diwujudkan. (BD)
