![]() |
Pj. Bupati Langkat, H.M. Faisal Hasrimy,AP, MAP |
Langkat, Metrokampung.com
Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Utara melakukan pendampingan terhadap pelayanan publik kepada Pemerintah Kabupaten Langkat, Rabu (17/4/2034). Pj Bupati Langkat H. M. Faisal Hasrimy, AP, M.AP berharap agar lewat pendampingan ini Kabupaten Langkat bisa menjadi yang terbaik di Sumut dan masuk kategori Nasional.
" Target saya di tahun 2024 ini tidak main- main, Langkat harus menjadi yang terbaik se Sumatera Utara dan masuk kategori Nasional," ujarnya.
Pendampingan ini dilaksanakan oleh Ombudsman RI Perwakilan Sumut dengan melakukan pra evaluasi ke beberapa titik pelayanan publik, diantaranya di beberapa Puskesmas di Kabupaten Langkat, Dinas Sosial, Dinas Catatan Sipil dan beberapa penyedia pelayanan publik lainnya.
![]() |
Cuci Tangan : Perwakilan Ombusman RI Perwakilan Sumut saat mencoba dan memeriksa fasilitas air bersih untuk cuci tangan yang disediakan untuk masyarakat para pengunjung). |
Dari hasil pra evaluasi tersebut PJS Ombusman RI perwakilan Sumut James Marihot Pangabean menjelaskan masih banyak yang perlu dibenahi untuk mendapatkan predikat nasional.
"Sejauh ini sudah baik, tetapi target Kabupaten Langkat itu Nasional, sehingga harus lebih maksimal lagi dalam memberikan pelayanan publik," tegas PJS Ombusman Sumut tersebut.
Karena itu Pj Bupati Langkat terus mendorong para Kepala OPD untuk bergerak cepat atas koreksi yang diberikan Ombudsman RI tersebut agar Kabupaten Langkat bisa mendapatkan Kategori Nasional.
" Saya tekankan, koreksi atas penilaian yang diberikan dan secepatnya ditindaklanjuti. Untuk itu, saya akan terus mendorong supaya lebih semangat dalam memberikan pelayanan dan konsistensi dalam hal tersebut," tegasnya.
Pelanggan PDAM Tirta Wampu Kecewa
Sementara itu, para pelanggan PDAM Tirta Wampu masih kecewa karena airnya masih hidup- mati alias tidak konsisten. Selain itu, pelayanannya pun masih buruk.
Seperti yang dikatakan Ricky (41), pelanggan PDAM Tirta Wampu yang tinggal di Simpang Sentosa, Dendang, Stabat kepada Metrokampung, Kamis (18/4/2024), banyak pelanggan yang kecewa, tapi tidak banyak yang mau buka suara dan menyampaikan protes.
"Kebanyakan mereka cuma diam dan pasrah, bang. Selain itu, kalaupun air PDAM mereka mati, mereka masih punya air sumur biasa atau air sumur bor yang bisa diandalkan. Kalau aku kan tidak,"ujarnya.
Lebih lanjut, dia pun menegaskan, walaupun sudah melapor dan merepet kesana- kemari, tetap saja air di rumahnya mati total.
"Sebenarnya rumahku ada 3, bang. Rumah mamakku di Kompleks Perumahan Pemda, kadang hidup kadang mati airnya, tapi lebih banyak hidupnya, sehingga mamakku bisalah sedikit tenang," jelasnya.
Sedangkan yang ke-2 rumahnya yang ada di simpang Sentosa. Ricky pun menjelaskan, airnya kadang hidup kadang mati. Parahnya lagi, sekarang airnya mati total. Sudah 3 bulan ini airnya mati total.
"Itulah yang buat aku pusing, bang. Sudah 3 bulan ini airnya mati total," ujarnya.
Ironisnya, di rumahnya yang ke-3 pun, yang ada di Pasar 5, Kwala Bingei, Stabat, airnya mati total juga.
" Yah, sudah gak tahu lagi aku harus berkata apa, bang," pungkasnya. (BD)