![]() | ||
Teks foto : | Keseharian pasangan Rusmaq Narjo dan Ponisih Kamet sebagai pemulung. |
Tanjung Morawa, metrokampung.com
Penantian pasangan Rusmaq Narjo dan istrinya Ponisih Kamet selama belasan tahun untuk berhaji akhirnya terkabul.
Pasangan suami istri yang berprofesi sebagai pemulung asal Dusun IV Gang Peringgan Desa Telaga Sari, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang itu berangkat ke Tanah Suci tahun ini tergabung dalam kelompok terbang 14 asal Kabupaten Deli Serdang.
"Saya hanya fokus ibadah ke tanah suci dan yang lainnya seperti jalan-jalan atau ziarah ke tempat sahabat nabi tidak saya pikirkan. Karena saya gak punya uang lebih untuk ke tempat-tempat itu,"tangis haru Rusmaq ketika dikonfirmasi di rumahnya, Sabtu (18/5/24).
![]() | ||
Calon jamaah haji Rusmaq Narjo bersama istrinya Ponisih Kamet. |
Rusmaq didampingi istrinya Ponisih kemudian menambahkan cerita harunya sebagai seorang pemulung yang akan pergi haji.
"Kami menabung haji sejak Tahun 2012 dengan masa tunggu 10 tahun. Tidak langsung lunas tapi dicicil sedikit demi sedikit,"kata pria yang hampir berusia 70 tahun tersebut.
Alhamdulillah, katanya, karena niatnya hendak berhaji penghasilannya sebagai pemulung meningkat. Barang bekas yang dijualnya dihargai lumayan.
"Sudah sempat mau berangkat tapi terhalang covid. Tapi kami tetap bersabar,"tambah Rusmaq seraya menyebutkan teras rumahnya selalu dipenuhi botol dan barang bekas yang akan dijualnya.
"Istri saya kalau jalan mau belanja ketemu botol bekas dikutip dan dibawa pulang ke rumah. Jadi teras rumah saya ini penuh dengan barang bekas,"kata pria yang melilitkan kain ikram di leher dan badan atasnya tersebut.
Rasa haru Rusmaq kian menjadi tatkala mereka menghadiri acara tepung tawar calon jemaah haji asal Deli Serdang di Lubuk Pakam.
"Saya minjam kereta tetangga untuk pergi ke sana karena kami memang hanya punya sepeda dayung,"akunya sambil menutup wajahnya pakai kain ikram putih.
Bahkan saat Pj Bupati Deli Serdang Wiriya Alrahman meminta kepada para Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk menjaga rumah calon jamaah haji selama mereka berada di tanah suci pada acara tepung tawar tersebut, Rusmaq pun menangis.
Sebab menurutnya, di rumahnya tidak ada apa-apanya. Atap rumahnya banyak yang bocor dan hanya ada sebuah sepeda dayung.
"Gak punya apa-apanya. Jadi gak perlu dijaga,"sebutnya. Bahkan iapun tidak tau saat nantinya akan ke Asrama Haji di Medan sebelum diberangkat ke Bandara Kualanamu mau naik apa.
"Palingan naik becak lah,"akunya dengan raut muka sedih.
Disebutkan Rusmaq dirinya pernah bekerja sebagai petugas kebersihan pada Dinas Kebersihan Pemko Medan.
Namun sejak 2012 dirinya sudah berhenti dan tidak bekerja di tempat itu lagi.
"Dan selama bekerja itu, saya dan istri sambilan (nyambi) jadi pemulung,"ungkapnya.
Karena ketiadaan biaya Rusmaq dan istrinya tidak menggelar acara tepung tawar di rumahnya.
Saat ini mereka hanya menanti jadwal keberangkatan tiba di rumahnya yang tampak kosong.(ren/mk)