Solusi Keterbatasan Lahan, PT TPL,Tbk Bina Kelompok Tani Dengan Program Tumpang Sari (Intercrop)

Editor: metrokampung.com

Taput, metrokampung.com
Pasti kita sadar, kalau lahan pertanian di Indonesia saat ini mengalami penurunan luasan setiap tahunnya. Banyak lahan pertanian yang telah dialihfungsikan, misalnya menjadi areal perumahan, perkantoran, perindustrian, dan sebagainya.

Tak bisa dipungkiri, bahwa kebutuhan pangan masyarakat Indonesia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah populasi manusia. Ternyata, tumpang sari bisa menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan hasil pertanian tanpa membutuhkan banyak lahan.

Tumpang sari (intercropping) adalah sistem tanam campuran antara dua atau lebih jenis tanaman yang ditanam dalam waktu relatif bersamaan di sebidang tanah yang sama.
 
Penanaman pada sistem tumpang sari dilakukan secara selang-seling dan memiliki jarak tanam yang teratur. 

Hal ini telah dilaksanakan Kelompok Tani Hutan (KTH) Parpatihan selaku binaan PT TPL,Tbk belum lama ini. Kelompok Tani Hutan (KTH) Parsaoran Parpatihan melakukan panen perdana kentang di lahan yang berdampingan dengan wilayah konsesi di Dusun Parpatihan, Desa Tapian Nauli III, Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara.

Dukungan berupa bibit kentang varietas Granola sebanyak 25 Kg beberapa bulan lalu, kini telah dinikmati hasil panennya oleh KTH Parsaoran Parpatihan. Disamping itu, pendampingan budidaya tanaman kentang ini juga turut disertai dengan dukungan pestisida serta monitoring dari awal tanam hingga panen.

KTH ini menjalin kerjasama Program Intercrop dengan TPL selaku perusahaan yang beroperasi dekat dengan desa mereka. Program Intercrop merupakan pola menanam tanaman yang berdampingan dengan pohon eukaliptus.

Kesungguhan dan komitmen seluruh anggota kelompok tani dalam menanam dan merawat, serta pendampingan dari Toba Pulp Lestari (TPL) tentunya  menjadi kunci kesuksesan dalam pemanfaatan dukungan yang diberikan.

Agus Prasetyo, Staff Intercrop dan Tanaman Kehidupan TPL Sektor Habinsaran, selaku pendamping KTH menerangkan Selasa (06/05/2024), bahwa dukungan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi dan tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan kepada masyarakat di wilayah operasional.

“TPL mengenalkan program Intercrop dan coba diinisiasi kepada mitra PKR dan KTH binaan perusahaan. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas lahan sehingga petani bisa memperoleh tambahan penghasilan. Tentu pada akhirnya, masyarakat dapat memanfaatkan dukungan ini sehingga lebih mandiri dan sejahtera kedepannya,” tukas Agus.

KTH Parsaoran Parpatihan yang berjumlah sebanyak 20 orang ini berdiri sejak tahun 2019 dan diketuai oleh Sappe Simanjuntak, menurutnya hasil yang didapat sudah sangat bagus dan memuaskan. Pasalnya, dari total luas areal 0.4 Hektar yang ditanam, dapat menghasilkan sebanyak total 6,5 Ton.

“Kami para petani yang berada di dusun Parpatihan ini merasa sangat terbantu perekonomiannya. Karena dengan melalui kerjasama ini kelompok kami menerima banyak dukungan dalam proses penanaman hingga panen kentang ini. Selanjutnya, hasil panen 5,5 Ton ini akan dijual dan 1 Ton sisanya akan dibuat menjadi bibit untuk ditanam kembali,” ungkap Sappe.

Ia juga turut menyampaikan apresiasinya dan bersyukur kepada TPL atas dukungan yang diterima kelompok tani di desanya. Hal ini menunjukkan bahwa adanya sinergitas yang baik antara perusahaan dan masyarakat di wilayah konsesi.

“Kami mewakili KTH Parsaoran Parpatihan sebagai pemula mengucapkan terima kasih banyak kepada TPL yang telah memberikan dukungan bibit kentang dan pupuk organik. Inilah dampak perusahaan yang beroperasi dekat dengan masyarakat, sehingga dapat membantu kesejahteraan. Harapan kami semoga ke depannya kerjasama semakin lebih baik dan perusahaan semakin maju,” ungkapnya.(e/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini