Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Sumatera Utara Suhendri.(ft/dok.wardiksu) |
Medan, Metrokampung.com
Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Sumatera Utara Suhendri menyambut baik hadirnya Wardiksu (Wartawan Pendidikan Sumatera Utara) di tengah-tengah dunia pendidikan khususnya pendidikan di Sumut. Hal ini disampaikannya pada saat temu ramah dengan Ketua Wardiksu Vera Sinaga dan anggota lainya, Senin (26/08/2024), di ruang kerjanya jalan Teuku Cik Ditiro Medan.
Suhendri mengatakan, dengan hadirnya Wardiksu diharapkan bisa memberikan informasi yang baik terkait dunia pendidikan di tengah masyarakat. "Wardiksu bisa memberikan informasi kepada masyarakat terkait SMK agar masyarakat tau apa saja yang menjadi keunggulan dari SMK itu,"ujarnya.
Suhendri menbenarkan bahwa komputer banyak diperlukan SMK. Hanya saja Dinas Pendidikan Sumut harus memilah apakah kebutuhan komputer itu untuk mendukung konsentrasi keahlian atau hanya untuk mendukung manejemen sekolah. Kalau kebutuhan komputer sifatnya keahlian misalnya jurusan IT memang proses belajar mengajarnya diwajibkan mengunakan komputer. Tapi bertolak belakang dengan jurusan Kuliner yang proses belajar mengajarnya sama sekali tidak mengunakan komputer.
Dan kalau mendukung manejemen sekolah bisa dibeli melalui dana bos dan itu dibolehkan. Apa lagi sekolah itu sekolah yang besar dengan jumlah siswa yang banyak sah-sah saja pembelian komputer untuk mendukung manejemen sekolah mengunakan dana bos.
"Dan itu selalu kita ingatkan sama pihak sekolah. Karena dana bos itu untuk menjawab persoalan di sekolah,"tegasnya.
Sambungnya, untuk tahun ini SMK sedang melakukan program Link and match yang terhubung dengan dunia industri. Link and match merupakan kebijakan kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi yang dikembangkan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan kerja, usaha serta industri. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah pemetaan terhadap tenaga pengajar yang berasal dari praktisi.
"Misalnya, siswa magang di industri dan guru magang di industri. Kedua kita sesuaikan dengan pembelajaran sekolah. Ketiga untuk praktisi yang ada di DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) itu kita undang sebagai tamu di sekolah. Ke empat, kita hadirkan kelas industri kesekolah. Salah satunya bekerjasama dengan Kelas Axioo. Di mana kelas Axioo membuat kelas di sekolah, siswa-siswa yang masuk diseleksi dididik ala Axioo. Dan kerjasama ini ada di SMK Swasta Gelora Jaya Nusantara,"jelasnya.
Tidak sampai di situ, SMK juga melakukan TEFA (Teaching Factory). TEFA adalah model pembelajaran untuk pendidikan vokasi yang dirancang berdasarkan standar industri dan bisnis. Pelaksanaan TEFA ditujukan untuk mempersiapkan lulusan sekolah vokasi agar menjadi pekerja dan wirausaha.
"TEFA ini akan menghasilkan jasa atau barang yang akan menjadi cikal bakal lahirnya BLUD SMK (Badan Layanan Umum Daerah). BLUD ini akan terus berproses, bukan hanya 15 SMK saja tapi ada 50 SMK yang sedang proses di Sumatera Utara,"ujarnya.
Selain TEFA, SMK juga punya program Serkom (Sertifikat Kompetensi) dari Badan Standart Nasional Profesi. Serkom ini merupakan bukti bahwa siswa itu memiliki kemampuan dengan sertifikat. Di mana Serkom ini bertujuan untuk siswa melamar di DUDI.
Program kerja magang di luar negeri juga sedang dilakukan. Meskipun memang belum maksimal karena masih tahapan MoU dan belum tahap eksekusi. "Ada beberapa alumni kita yang sudah magang di Jepang. Namanya saja magang tapi posisinya sudah alumni,"ucapnya. (Ra/mk)