Karo, metrokampung.com
Program revitalisasi pasar menjadi salah satu agenda pasangan Abetnego Panca Putra Tarigan dan Pt. Edy Suranta Bukit jika dipercaya memimpin Kabupaten Karo. Sebagai tulang punggung ekonomi, pedagang harus ditempatkan secara layak.
"Pasar adalah salah satu pusat ekonomi. Harusnya pusat ekonomi itu bisa mendapatkan perhatian yang cukup," ujar Abetnego menanggapi keluhan sejumlah pedagang korban kebakaran pasar tradisional Berastagi di kawasan Pusat Pasar Berastagi, Rabu (9/10/2024).
Abetnego mengungkap, Kabupaten Karo menjadi salah satu daerah yang punya persoalan serius soal kelayakan pasar. Kondisi pasar yang tidak layak ini, menurutnya, harus benar-benar mendapat perhatian yang serius pula dari pemerintah daerah.
"Seluruh persoalan pasar ini harus segera kita bereskan. Mudah-mudahan, kalau kami diberikan kepercayaan sama masyarakat, pasar tradisional ini pasti akan kami perbaiki. Bagaimana agar kami dapat menempatkan pedagang ini secara layak," tegas Abetnego.
Selaku Deputi II Kantor Staf Presiden, Abetnego mengetahui jika Presiden RI Joko Widodo punya program revitalisasi seribu pasar sebelumnya. Ia menyayangkan Pemkab Karo yang tidak ambil bagian dalam program nasional itu. Padahal secara faktual, masih banyak pasar di Karo yang memerlukan pembenahan.
Dalam kesempatan ini, salah satu pedagang mempertanyakan apa langkah yang akan diambil Abetnego terhadap pasar tradisional tersebut jika nantinya terpilih menjadi bupati Karo. Secara tegas, Abetnego menyampaikan segera membangun lokasi pasar tersebut secara layak untuk pedagang.
"Kita bangun, termasuk dengan infrastrukturnya. Apalagi kita tau ada ribuan orang yang hidup di sini. Mulai dari pedagangnya, pekerjanya, serta sektor-sektor lain. Ini sangat luar biasa. Jadi jangan ragu, ini akan kita wujudkan. Saya bukan orang yang sulit diajak berkomunikasi," ucapnya.
Merasa Dianaktirikan
Dalam perbincangannya dengan Abetnego, Jora Sinukaban, (54) salah satu pedagang lainnya mengungkapkan jika mereka merasa dianaktirikan oleh pemerintah daerah pasca peristiwa kebakaran lokasi pasar tradisional yang kerap dinamai Losd Jahe-jahe tersebut.
Dalam perbincangannya dengan Abetnego, Jora Sinukaban, (54) salah satu pedagang lainnya mengungkapkan jika mereka merasa dianaktirikan oleh pemerintah daerah pasca peristiwa kebakaran lokasi pasar tradisional yang kerap dinamai Losd Jahe-jahe tersebut.
Sejak terbakar pada tahun 2020 lalu, pedagang menyebut pembenahan terhadap pasar tradisional tersebut baru dilakukan mulai awal tahun 2024. Carut marutnya persoalan di Pusat Pasar Berastagi sudah sejak lama dan hingga kini belum teratasi oleh pemerintah.
Lebih luas, ia juga mengemukakan bahwa kota Berastagi yang masuk dalam pencanangan Visit Indonesia Year tahun 1991 silam, hingga kini kondisinya masih memprihatinkan sebagai daerah tujuan wisata. Ia berharap kedepan Berastagi mendapat perbaikan hingga menjadi kebanggaan orang Karo.
Merespon itu, Abetnego menegaskan komitmen untuk mengakhiri situasi buruk di kota Berastagi. Ia meminta pedagang tetap bersemangat dalam membuat perubahan. Dengan komunikasi secara langsung dengan pedagang, ia meyakini akan jauh memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan di pemerintahan nantinya.
"Saya sebagai calon tentu mengharapkan dukungan dan pilihan dari pedagang pasar dan seluruh yang bekerja di sini. Ini bisa dicatat dan direkam oleh banyak orang. Sekarang yang pasti, bagaimana kita mengupayakan agar pusat-pusat ekonomi masyarakat itu bisa dipulihkan lagi kembali," pungkasnya. (amr)