Petugas PGN saat memperbaiki pipa PGN yang bocor di Jalan Matahari Raya, Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia.(ft/Vera) |
Medan, Metrokampung.com
Aliran gas di wilayah Perumnas Helvetia Medan mati pada Rabu (9/10/2024) sejak pukul 06.00 wib. Dan tanpa ada pemberitahuan atau informasi dari pihak PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN Area Medan selaku penyalur gas ke pelanggan.
Tendi Sinaga warga Perumnas Helvetia yang sudah puluhan tahun menjadi pelanggan PGN merasa kecewa akibat pemadaman aliran gas tersebut yang tanpa adanya informasi pemadaman. Kekecewaan itu terungkap saat Tendi hendak memasak air dan aliran gas tidak menyala.
"Saya fikir kompor saya yang rusak, setelah bertanya ke tetangga rupanya gas dirumah mereka pun gas nya mati", ujar Tendi.
Bukan kali ini saja, dalam tahun ini sudah beberapa kali aliran gas mati dan juga tanpa adanya pemberitahuan dari pihak PGN, bilang Tendi.
Roslin Tobing juga merasakan kekecewaan yang sama. Matinya aliran gas kerumah warga di wilayah Perumnas Helvetia disebabkan bocornya Pipa PGN akibat penggalian yang dilakukan oleh petugas PDAM di Jalan Matahari Raya, Kelurahan Helvetia Tengah, Kecamatan Medan Helvetia. "Pipa PGN bocor dan mengeluarkan aroma gas yang menyesakkan dan pernafasan terganggu. Padahal sebelum digali saya sempat mengingatkan petugas PDAM bahwa didalam tanah ada pipa PGN, kata Roslin yang sempat takut dan khawatir akan terjadi ledakan.
Mereka (petugas PDAM) menggali tepat didepan rumah saya. Karena saya tau persis letak pipa PGN itu, makanya saya ingatkan petugasnya, tapi mereka (petugas PDAM) seolah tidak menanggapi peringatan saya", jelasnya.
Penasaran dengan matinya aliran gas yang membuat warga sekitar heboh, wartawan pun menkonfirmasi ke Humas PGN Wilayah Sumatera, Mira Wismita melalui WhatsApp.
"Iya bu, sedang ada gangguan dr pemasok.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya ya bu", kata Mira.
Saat ditanya mengapa tidak ada pemberitahuan kepada pelanggan terkait pemadaman aliran gas?
"Saat ini sdg dlm perbaikan dr pihak pemasoknya bu. Ini gangguannya tb2 bu..
Gangguan peralatan dr pemasok sehingga aliran gas terhambat. Semoga segera bisa kembali normal ya bu", balas Mira melalui pesan WhatsApp nya.
Ketika ditanya estimasi pemadaman sampai kapan dan pukul berapa, Humas PGN Wilayah Sumatera, Mira Wismita tidak menjawabnya.
Saat petugas dari PGN sedang memperbaiki kebocoran pipa, Rabu, (9/10/2024), Pukul 14.00 wib, dilokasi penggalian masih tercium aroma menyengat akibat bocornya Pipa PGN sehingga membuat warga resah dan takut.
Ketika ditanya, petugas PGN membantah kalau penyebab matinya aliran gas ke pelanggan karena pipa bocor.
"Aliran gas memang mati Bu untuk wilayah Kota Medan. Penyebabnya karena ada gangguan", kata si petugas sambil memperbaiki pipa yang bocor.
Ternyata ucapan si petugas tidaklah benar. Si petugas PGN mengatakan aliran gas mati di seluruh wilayah kota Medan. Kenyataannya, saat dikonfirmasi ke salah satu pelanggan yang berdomisili di wilayah Bromo, Kecamatan Medan Area, aliran gas diwilayah tersebut tidak bermasalah.
Misi PGN yang menempatkan kepuasan pelanggan sebagai fokus utama dengan ketersediaan gasnya terjamin karena gas mengalir 24 jam non-stop, ternyata masih perlu dipertanyakan.
Menyikapi kondisi tersebut, Ketua LSM SUARA PROLETAR Ridwanto Simanjuntak,SIP meminta PDAM Tirtanadi harus sesegera mungkin memperbaiki pipa gas yang mengalami kebocoran di Jl.Matahari Raya. Jangan sampai kebocoran pipa gas akibat pemasangan pipa yang dilakukan PDAM memakan korban.
Jika pipa yang bocor tersebut sampai merenggut nyawa, "siapa yang bertanggung jawab?" Ingat, bocornya pipa gas tersebut merupakan ancaman bagi keselamatan masyarakat, tegasnya.
Informasi yang dihimpun dilapangan bahwa pemasangan pipa yang dilakukan PDAM Tirtanadi tersebut dilakukan tanpa adanya koordinasi antara PDAM Tirtanadi dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk atau PGN Area Medan maupun Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan. Ditambah lagi, setelah pipa ditanam, galian hanya ditutup begitusaja bahkan pihak PDAM Tirtanadi meninggalkan timbunan tanah dipinggir jalan sehingga kalau turun hujan jalanan menjadi berlumpur dan licin. Ini akan mengakibatkan korban lalu lintas.
Dalam hal ini, pihak PDAM Tirtanadi harus bekerja profesional, jangan asal bekerja. Kondisi jalan haruslah dikembalikan seperti semula, jangan bisanya menggali lubang dan meninggalkan timbunan tanah, tegasnya.(Ra/mk)