Puluhan Petugas Bapenda Kota Medan Tagih Pajak dan Minta Makan Gratis ke Pengusaha Warkop

Editor: metrokampung.com

Puluhan petugas Bapenda Kota Medan saat menagih pajak ke Warkop Agam Cabang Multatuli.(ft/Vera)


Medan, Metrokampung.com
Puluhan petugas Badan Pendapatan daerah (Bapenda) Kota Medan  meminta pajak usaha (restaurant) di Warkop Agam/Nyakwell Cabang Multatuli yang beralamat di jalan Tengku Amir Hamzah Medan, pada Rabu(09/10/2024).
Petugas Bapenda yang berjumlah puluhan orang tersebut menagih pajak dengan mengunakan pakaian Dinas resmi.

Aksi meminta pajak secara beramai-ramai mengundang pertanyaan dari para pengunjung  warkop. Tersirat dibenak para pengunjung, "ada apa para pegawai Bapenda berbondong-bondong datang ke warkop".

Merasa aneh dengan kedatangan tim dari Bapenda, Wartawan pun bertanya kepada salah seorang karyawan warkop. 

Saat ditanya maksud dan tujuan kedatangan para pegawai Bapenda Medan itu, 
"Mereka datang mau minta pajak bang, dalam 1 bulan ini udah 3 kali mereka datang ,"ujar salah seorang karyawan Warkop yang tak mau namanya disebutkan.

Parahnya, sambung karyawan warkop itu,  beberapa dari petugas itu ada yang meminta makan gratis tetapi kami tolak. "'Enak aja datang-datang orang itu minta makan gratis sementara kami dimintai pajak,"ocehnya.

Lanjutnya, para petugas Bapenda Medan itu juga ingin memasang spanduk yang menyatakan warkop Agam tidak membayar pajak. Tapi nyatanya, sampai berita ini diterbitkan spanduk tersebut pun tidak kunjung dipasang. 

"Mereka tadi mau pasang spanduk bang, tapi setelah mereka ngomong melalui telepon dengan penangungjawab kami, spanduk tidak jadi dipasang. Dan kami tidak tau apa yang mereka bicarakan di telepon itu,"jelasnya. 

Terkait hal itu, Ketua LSM SUARA PROLETAR, Ridwanto Simanjuntak, SIP  meminta Kepala Bapenda Kota Medan harus melakukan pembinaan ASN dijajarannya. Artinya dalam melaksanakan tugas jangan terkesan seolah olah ada "penyerbuan".

Yang menjadi pertanyaan, lanjut Ridwanto, apakah demikian pekerjaan pengutipan pajak restaurant..? Haruskah dilakukan puluhan petugas..? Dan apakah itu memang resmi dari Kepala Bapenda..?

Hal ini harus diklarifikasi kepada publik agar kedepannya pola kerja petugas Bapenda tidak terkesan menimbulkan rasa takut dan membingungkan karena, menurut Ridwanto kedatangan petugas Bapenda di Warkop itu seperti massa yang sedang melakukan aksi unjukrasa.

Terpisah, Pengamat Anggaran Elfanda Ananda yang mendapat informasi itu pun heran. Melihat kinerja petugas Bapenda itu, Elfanda menilai bahwa Pemko Medan dalam hal ini Bapenda Kota Medan masih menggunakan sistem manual. Artinya untuk mencapai target PAD dari sektor pajak tidak bisa mengandalkan manusia. Karena sistem seperti itu dianggap lemah 
Dengan menggunakan sistem manual seperti itu bisa saja terjadi negosiasi antara petugas dengan pihak pengusaha, sebutnya.

Lanjutnya, bila perlu buat sistem pembayarannya dengan sistem voucher. Dgn sistem ini, semua pemasukan akan tercatat sehingga tidak ada potensi kebocoran, kata Elfanda, Kamis (10/10/2024).

Dijelaskannya, salah satu penyebab terjadinya kebocoran PAD  karena adanya negosiasi antara petugas dengan pengusaha restaurant. Karena petugas Bapenda yang  ditugaskan belum tentu bisa dipercaya, ujarnya. 

Elfanda pun meminta agar Pemko Medan  mengevaluasi kinerja petugas Bapenda itu.
Menurutnya, jika tidak ingin terjadi kebocoran PAD sebaiknya sistem diperbaiki dan diperkuat, jangan lagi mengandalkan tenaga manusia. Dan mengapa sampai sekarang sistemnya tidak diperbaiki, karena begitu nikmatnya pendapatan yang tidak disetorkan, ucapnya.

Lanjutnya, perihal petugas yang datang berbondong-bondong itu akan membuat pihak pelanggan restaurant menjadi takut. Dan pihak pengusaha pun menjadi tidak nyaman berbisnis.
"Sebaiknya perbarui sistem dengan begitu pendapatan dari sektor pajak akan lebih besar", kata Elfanda. (Ra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini