Dari Pembangunan Prasasti Tugu Juang 45 di Desa Secanggang : Secanggang Adalah Salah Satu Desa Yang Bersejarah di Langkat

Editor: metrokampung.com
Pengguntingan Pita : Kepala Desa Secanggang, T. Syaiful Anhar saat mendampingi Ketua Umum DHD '45 melakukan pengguntingan pita. 

Langkat, Metrokampung.com
Masih dari pembangunan tugu juang '45 di Desa Secanggang, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat yang diresmikan Pj. Bupati Langkat melalui Asisten II Perekonomian dan Pembangunan, H. Sukhyar Muliamin, S.Sos, MSi dan Ketua Umum Dewan Harian Daerah (DHD) '45, Mayjen (Purn) M. Hasyim, Sabtu (2/11/2024). Disebutkan bahwa  Secanggang merupakan salah satu desa yang bersejarah di Langkat. 
       
Salah satu goresan sejarahnya ada di Dusun Tanah Tinggi, di mana pada tahun 1941 yang lalu tempat itu menjadi lokasi  perjuangan dan pertempuran para pemuda di daerah Secanggang dalam melawan  penjajahan Jepang. Jadi, di tempat itu dahulu telah terjadi  pertempuran yang hebat antara  para pejuang yang bergerilya dengan bala tentara Jepang agar hengkang dari tanah Secanggang.
Sambutan Kepala Desa : Kepala Desa Secanggang, T. Syaiful Anhar saat menyampaikan sambutannya. 

Penandatanganan Prasasti : Kepala Desa Secanggang saat mendampingi Ketua Umum DHD '45 saat penandatanganan prasasti pembangunan Tugu Juang '45. 

Karena itulah, untuk menghormati perjuangan para pejuang kemerdekaan tersebut, di tempat tersebut akan dibangun prasasti Tugu Juang '45, karena  kawasan itu menjadi salah satu saksi sejarah para pejuang kemerdekaan dalam mengusir para penjajah Jepang dari tanah Secanggang.

Kepala Desa Secanggang, T. Sysiful Anhar dalam sambutannya tidak lupa untuk memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat berkah dan karuniaNya, kita diberi kesehatan dan keringanan langkah, sehingga bisa hadir menghadiri acara tersebut.
       
"Saya lahir di Secanggang pada tanggal 25 November 1961. Jadi, jelas saya putera asli kelahiran Secanggang dan almarhum kakek saya adalah Asisten Wedana (Camat) yang pertama di Kecamatan Secanggang," ujarnya.
       
"Karena saya lahir pada tahun 1961, maka saya tidak ikut merasakan aksi perjuangan dari para pejuang itu, tapi dari cerita dan penuturan almarhum ayah dan kakek saya, saya jadi tahu sejarah perjuangan itu," tambahnya. 
       
"Walaupun begitu, jika ada yang salah dan perlu diluruskan, saya minta juga tolonglah diluruskan, baik oleh orang- orang tua kita, maupun oleh Ketua DHC '45 Kabupaten Langkat, supaya 'tidak salah sejarah' kita," ujarnya pula.

Lebih lanjut dia pun menambahkan, baru sekitar 10 bulan dia menjabat sebagai kepala desa. Harapannya, janganlah kita lupakan sejarah.
       
"Ya, sebab biar bagaimana pun juga, sejarah itu harus kita luruskan. Selain itu, ya harus kita sampaikan juga kepada anak- cucu kita, agar generasi penerus kita tahu bagaimana perjuangan para pendahulunya dalam memerangi penjajahan di daerahnya," pungkasnya.  (BD)
Share:
Komentar


Berita Terkini