Kabid Perikanan Budi Daya dan Bina Usaha, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, Ricardo Lumumba Simanullang. |
Langkat, Metrokampung.com
Setelah cerah dalam beberapa hari, hujan kembali turun membasahi bumi Langkat berseri. Setelah melakukan wawancara dengan Kadis Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, Drs. T. M. Auzai, kami pun melakukan wawancara dengan Kabid Perikanan Budidaya dan Bina Usaha, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, Ricardo Lumumba Simanulang, Selasa (3/1/2024).
Ada 2 pertanyaan yang kami sampaikan kepadanya, yaitu : (1). Terkait dengan produksi perikanan di Kabupaten Langkat, berapa hasil produksinya untuk tahun 2023 dan 2024 ? (2). Lalu, apa kendala dan hambatan yang ditemui di lapangan ?
Nah, menjawab pertanyaan tersebut, Ricardo pun menjelaskan, benar apa yang ditegaskan Kadis Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, Drs. T.M.Auzai, kemarin. Hutan mangrove di Kabupaten Langkat telah rusak dan hancur, karena dibabat dan 'disulap' jadi kebun kelapa sawit.
Rusak : Hutan mangrove di Kabupaten sudah memprihatinkan, karena pada tahun 2023 saja diperkirakan sudah 700 ha hutan mangrove yang rusak, karena dibabat. |
Turun Drastis : Hasil tangkapan ikan nelayan turun drastis, karena rusaknya hutan mangrove. |
" Untuk budidaya kendala utamanya harga pakan ikan bang yang relatif mahal. Selain itu, penyediaan dan ketersediaan benih ikan unggul belum bisa dipenuhi. Lalu, untuk pertambakan udang, kendalanya juga masalah cuaca yang ekstrem sekarang ini. Untuk perikanan tangkap, selain cuaca, juga masih kurangnya sarana dan prasarana nelayan yang menjadi kendala," ujarnya.
"Untuk produksi perikanan budidaya pada tahun 2023 ,ang lalu adalah sebesar 32.223,40 ton. Untuk tahun 2024, sampai triwulan 3 adalah sebesar 20.792,68 ton. Sedangkan untuk produksi perikanan tangkap, untuk tahun 2023 : 35.105,16 ton, dan untuk tahun 2024 sampai triwulan 3 : 9.490,67 ton," pungkasnya. (BD)