Tokoh Pemuda Sigumpar Tegaskan, Akan Kawal Gerakan Mafia Tanah di Kecamatan Sigumpar

Editor: metrokampung.com

Sigumpar, metrokampung.com 
Basir Napitupulu menegaskan pihaknya bakal membuat mafia tanah tidak nyaman hingga ke akar-akarnya karena akan diusut tuntas demi memberikan keadilan bagi masyarakat.

"Kolaborasi dan semangat kita untuk memberantas mafia tanah sampai ke akar-akarnya, ini bukan hanya menjadi jargon semata," kata Basir Selasa (4/3/2025).

Ia menuturkan bahwa negara akan hadir memberikan keadilan kepada seluruh masyarakat Indonesia dengan tidak memandang latar belakang, profesi dan sebagainya.

"Apalagi kalau kemudian seolah-olah justru mafia-mafia tanah tersebut yang bisa hidup dengan tenang, nyaman, bermewah-mewahan di atas penderitaan rakyat kecil, "tegas Basir."
Ia mengakui bahwa salah satu isu yang selalu menjadi sorotan publik adalah urusan sengketa, termasuk konflik pertanahan khususnya yang disebabkan atau dimotori oknum-oknum mafia tanah.

"Seharusnya jika Uspika tanggap dengan pergesekaan yang terjadi di masyarakat akibat dari ulah mafia tanah, kemungkinan kejadian yang dialami saudara Kiki kardo napitupulu tidak akan terjadi.

Kini, akibat perlakuan keji oknum (FP) dan (TN), korban Kiki Kardo Napitupulu mengkibatkan jari tengah kanan korban nyaris putus, dirawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Porsea Kabupaten Toba, dan selanjutnya rawat jalan.

Camat Sigumpar Binner Panjaitan, saat di temui dikantornya Selasa (4/3) menghimbau, perlunya penyelesaian sengketa tanah karena kerap hal itu menjadi masalah yang berlarut-larut, bukan hanya menjadi akar permasalahan antar sesama warga, namun juga bahkan mengganggu investasi.

Oleh karena itu, Uspika Kecamatan Sigumpar membangun sinergi dengan masyarakat, untuk selalu memberikan keadilan kepada seluruh pemilik tanah di daerah ini.

"Karena ingat, bukan hanya nilai tanah yang kita hitung dari kerugian sengketa lahan, tetapi potensialnya," ucapnya.

Dia mencontohkan masalah sengketa tanah terjadi di daerah yang berlarut-larut, mengakibatkan batalnya investasi masuk.
Padahal dengan masuknya investor yang ingin berinvestasi di daerah itu akan dapat menghidupkan industri, membuka ribuan lapangan pekerjaan sekaligus menggerakkan ekonomi rakyat. Namun, hal itu berhenti akibat adanya sengketa tanah.(e/mk) 
Share:
Komentar


Berita Terkini